4 Desember 2025 | Tim Bank Mega Syariah

Menentukan harga jual produk adalah langkah krusial yang tidak bisa Anda lakukan secara asal‑asalan. Penetapan harga akan berdampak langsung pada arus kas, margin keuntungan, hingga persepsi pelanggan terhadap brand Anda. Karena itu, proses ini menuntut ketelitian agar bisnis tetap sehat dan mampu bersaing di pasar.
Menentukan harga jual produk juga berarti Anda harus melihat lebih jauh dari sekadar biaya produksi. Ada faktor‑faktor lain—seperti riset pasar, biaya distribusi, hingga nilai tambah di mata konsumen—yang ikut menentukan rumus terbaik dalam mencari harga jual. Berikut ini penjelasan selengkapnya untuk membantu Anda menghitung harga secara tepat dan strategis.
Mengetahui cara menentukan harga jual produk sangat penting karena akan membantu Anda memperkirakan margin keuntungan yang bisa diperoleh dari setiap penjualan.
Dengan memahami struktur biaya dan menyesuaikannya dengan strategi harga yang tepat, Anda bisa memastikan bahwa setiap produk yang dijual memberikan kontribusi yang sehat terhadap keuangan bisnis.
Perhitungan harga yang akurat juga memungkinkan Anda untuk menghindari kerugian dan menjaga stabilitas arus kas.
Harga jual produk juga menjadi tolok ukur penting bagi keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang. Penetapan harga yang tepat akan membantu Anda merancang strategi pemasaran yang sesuai dengan value produk atau jasa yang ditawarkan.
Misalnya, jika produk Anda memiliki nilai unik atau kualitas premium, Anda bisa mengandalkan keunggulan tersebut sebagai strategi utama.
Namun jika bersaing di pasar massal, Anda mungkin perlu menambahkan metode promosi seperti bundling atau diskon untuk menarik minat konsumen.
Dari sisi konsumen, harga jual produk menjadi indikator awal untuk menilai kualitas produk atau jasa yang ditawarkan. Semakin seimbang antara harga dan nilai yang diterima, semakin besar pula kepercayaan konsumen terhadap brand Anda.
Berikut ini sejumlah metode yang bisa Anda gunakan menghitung harga jual berdasarkan pendekatan-pendekatan tertentu.
Break Even Point (BEP) merupakan titik impas di mana jumlah pendapatan yang diperoleh setara dengan total biaya yang dikeluarkan. Menghitung BEP menjadi langkah krusial untuk memastikan bahwa harga jual yang Anda tetapkan mampu menutup seluruh biaya operasional, sekaligus menjadi dasar untuk mulai meraih keuntungan.
Adapun rumus menghitung BEP antara lain sebagai berikut:
BEP = Total Biaya Tetap : Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit
Formula dasar dalam menetapkan harga jual umumnya mencakup penjumlahan antara biaya produksi dan persentase keuntungan yang ingin dicapai. Berikut ini merupakan rumus yang sering dipakai secara umum:
Harga Jual = Biaya Produksi + (Biaya Produksi x Persentase Keuntungan)
Contoh kasusnya:
Ketika suatu usaha memiliki biaya produksi sebesar Rp 500 ribu dengan harapan keuntungan 50%. Maka perhitungan untuk menentukan cara menentukan harga jual makanan per pcs sebagai berikut:
Harga Jual = Rp 500 ribu + (Rp 500 ribu x 50%) = Rp 750 ribu per pcs.
Di luar biaya produksi, masih ada komponen biaya lain yang harus Anda perhitungkan, seperti biaya operasional, biaya distribusi, serta biaya pemasaran. Oleh karena itu, rumus yang lebih menyeluruh adalah sebagai berikut:
Harga Jual = (Biaya Produksi + Biaya Operasional) + (Biaya Produksi x Persentase Keuntungan)
Adapun contoh kasusnya sebagai berikut:
Perusahaan makanan memiliki modal untuk biaya produksi sebesar Rp 500 ribu dan biaya operasionalnya sebesar Rp 200 ribu. Perusahaan menargetkan keuntungan sebesar 40%. Bagaimana cara menentukan harga jual produk makanan?
Harga Jual = (Rp 500 ribu + Rp 200 ribu) + (Rp 500 ribu x 40%)
Harga Jual = Rp 700 ribu + Rp 20 ribu = Rp 720 ribu.
Sementara itu, untuk menghitung harga jual bagi bisnis reseller atau retail menggunakan rumus berikut ini:
Harga Jual = Harga Beli + (Harga Beli x Persentase Markup)
Berikut ini contoh menghitungnya:
Bisnis reseller Anda membeli produk seharga Rp 100 ribu dengan harapan markup sebesar 50%. Maka perhitungannya sebagai berikut:
Harga Jual = Rp 100 ribu + (Rp 100 ribu x 50%) = Rp 100 ribu + Rp 50 ribu = Rp 150 ribu
Jika Anda ingin cara yang lebih praktis dalam menentukan harga jual produk, Anda dapat mempertimbangkan penggunaan MSRP. Manufacturer Suggested Retail Price atau Harga Eceran Tertinggi (HET) adalah harga acuan yang biasanya ditetapkan oleh produsen atau asosiasi dalam satu sektor industri yang sejenis.
Namun perlu diingat, setiap pelaku usaha tentu menginginkan margin keuntungan yang optimal. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk memastikan bahwa biaya produksi berada di bawah harga MSRP. Semakin besar selisih antara biaya produksi dan MSRP, maka semakin besar pula potensi keuntungan yang bisa Anda raih.
Metode Keystone merupakan salah satu teknik penetapan harga jual produk yang paling umum diterapkan di sektor ritel.
Pendekatan ini memberikan keleluasaan bagi pelaku usaha dalam merancang strategi diskon sekaligus memastikan margin tetap aman agar bisnis tidak merugi. Industri yang kerap menggunakan metode ini antara lain bisnis makanan ringan dan produk instan.
Keystone Method tidak memiliki rumus baku. Anda cukup menambahkan markup awal sebesar 50% hingga 100% dari total biaya produksi untuk menentukan harga jual produk secara praktis.
Market-Based Pricing memiliki kemiripan dengan MSRP, namun perbedaannya terletak pada cara penentuan harga. Dalam metode ini, harga terbentuk secara alami berdasarkan kondisi pasar, bukan melalui kesepakatan bersama.
Strategi penetapan harga ini cocok Anda gunakan jika produk yang dijual memiliki banyak kompetitor. Dengan metode Market-Based Pricing, Anda tidak perlu repot menghitung harga dari awal, cukup menyesuaikan dengan harga rata-rata yang berlaku di pasaran.
Metode ini digunakan ketika Anda ingin menetapkan harga berdasarkan nilai yang dirasakan oleh konsumen, bukan semata-mata dari total biaya yang dikeluarkan.
Value Based Pricing umumnya diterapkan pada produk yang bersifat eksklusif, premium, atau memiliki keunikan tersendiri yang membuatnya lebih bernilai di mata pelanggan.
Sebagai contoh, produk perawatan kulit berbahan organik mungkin memiliki biaya produksi yang tidak terlalu besar. Namun karena dinilai lebih alami dan aman dibanding produk lain di pasaran, harga jualnya bisa ditetapkan jauh lebih tinggi sesuai dengan persepsi kualitas tersebut.
Itulah rumus untuk menentukan harga jual produk. Dengan mengetahui cara menghitung di atas, semakin mempermudah Anda untuk menetapkan harga jual produk atau jasa sehingga sesuai dengan kemampuan pelanggan untuk membayarnya.
Jika Anda memiliki persoalan keterbatasan biaya untuk melakukan inovasi bisnis atau sekadar untuk membayar bahan baku, maka solusi atas persoalan modal tersebut ada pada Pembiayaan Modal Kerja Syariah dari Bank Mega Syariah.
Terdapat dua skema pembiayaan yang bisa dipilih nasabah di antaranya pembiayaan langsung ke Bank Mega Syariah atau melalui sistem Joint Financing. Pembiayaan modal kerja syariah ini bisa digunakan sebagai modal usaha, membayar utang hingga take over pembiayaan berdasarkan akad murabahah atau musyarakah.
Untuk informasi selengkapnya silakan kunjungi website Bank Mega Syariah.
Bagikan Berita