30 Oktober 2024 | Tim Bank Mega Syariah
Diversifikasi portofolio menjadi tindakan preventif untuk meminimalkan kemungkinan kerugian sekaligus meningkatkan nilai aset investasi. Namun, bukan berarti dengan diversifikasi Anda bisa terbebas dari loss investasi.
Pada dasarnya, setiap instrumen investasi memiliki kekurangannya masing-masing dengan tingkat risiko kerugian yang berbeda-beda. Namun untuk mengurangi dampak kerugian investasi tersebut, Anda bisa mengandalkan metode diversifikasi.
Mari mengenal lebih lanjut mengenai arti diversifikasi portofolio, bentuk-bentuknya hingga strategi diversifikasi portofolio berikut ini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diversifikasi artinya penganekaragaman. Sedangkan menurut laman resmi Otoritas Jasa Keuangan, diversifikasi adalah penempatan dana investasi pada beberapa instrumen investasi yang karakteristiknya berbeda.
Hal serupa juga disebutkan dalam OJK Pedia, bahwa diversifikasi risiko merupakan penanaman modal pada beberapa instrumen investasi yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan risiko investasi.
Masih dari sumber yang sama, di dalam laman OJK Pedia tertulis definisi portofolio investasi. Portofolio investasi adalah sejumlah sekuritas milik investor perorangan atau perusahaan untuk menempatkan modal investasi.
Merangkum itu semua, maka pengertian diversifikasi portofolio adalah bentuk strategi berinvestasi untuk mengurangi dampak risiko kerugian investasi melalui penempatan dana investasi ke berbagai instrumen.
Dengan menempatkan dana investasi ke lebih dari satu instrumen investasi, Anda bisa mengamankan aset kekayaan bila instrumen tersebut mengalami loss.
Perlu digarisbawahi bahwa tujuan melakukan diversifikasi portofolio untuk mengurangi dampak kerugian atas aset investasi. Sebagai contoh bila Anda berinvestasi ke dalam instrumen saham, reksa dana dan obligasi.
Walaupun investasi saham sedang turun dan rugi, namun Anda masih memiliki aset dalam bentuk reksa dana dan obligasi.
Jadi, sekalipun investasi sahamnya hangus 100%, akan tetapi modal asetnya tidak hilang 100% karena Anda bagi ke dalam bentuk reksa dana dan obligasi.
Keuntungan lainnya bila Anda menerapkan strategi diversifikasi portofolio investasi adalah sebagai berikut:
Mengurangi dampak kerugian atas risiko loss
Memiliki instrumen dan portofolio sesuai tujuan keuangan
Memperlebar peluang keuntungan dari instrumen investasi lainnya
Menyesuaikan kondisi pasar saham
Menjaga keseimbangan kondisi portofolio investasi
Berdasarkan tujuan keuangannya, diversifikasi portofolio diklasifikasikan ke dalam empat bentuk, di antaranya sebagai berikut.
Income model merupakan bentuk diversifikasi yang berfokus untuk menghasilkan pendapatan tetap melalui instrumen investasi. Umumnya bentuk diversifikasi ini bertujuan untuk mengumpulkan dana pensiun.
Instrumen yang cocok untuk bentuk income model antara lain saham dividen yang stabil, obligasi, dan investasi properti.
Bentuk preservation of capital model adalah bentuk diversifikasi untuk melindungi aset dan nilai investasi dari risiko tinggi. Biasanya tujuan keuangannya jangka pendek, untuk dana pendidikan anak atau membeli rumah.
Karenanya, investor yang menerapkan bentuk model diversifikasi ini akan memilih instrumen yang lebih aman dan stabil. Misalnya saja seperti obligasi atau pasar uang.
Bentuk lainnya yakni growth model. Diversifikasi growth model adalah bentuk diverisifikasi yang berfokus terhadap pertambahan nilai investasi untuk jangka panjang.
Walaupun diikuti dengan potensi risiko tinggi, akan tetapi pertumbuhan nilai investasinya cukup signifikan dan cocok dijadikan investasi jangka panjang.
Balanced model merupakan bentuk diversifikasi portofolio yang mengombinasikan antara income model dan growth model. Sebab tujuan keuangannya untuk jangka pendek dan jangka panjang.
Investor berharap strategi diversifikasi yang sedang diterapkannya ini menimbulkan keseimabngan antara pertumbuhan nilai investasi sekaligus pendapatan dan proteksi modal investasi.
Bagaimana caranya memutuskan instrumen investasi sebagai bentuk diversifikasi portofolio? Jangan sampai sudah melakukan diversifikasi, tapi dampak kerugiannya masih cukup besar.
Bersumber dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan, berikut ini strategi yang bisa Anda terapkan untuk kelancaran diversifikasi portofolio.
Terdapat tiga jenis profil risiko yakni konservatif, moderat dan agresif. Profil konservatif merupakan profil risiko untuk tipe investor yang cukup menerima imbal bagi hasil atas investasi yang bersifat stabil sekalipun nilainya rendah.
Berbeda dengan profil moderat di mana investor lebih siap menghadapi risiko tinggi. Kemudian profil agresif gabungan dari kedua profil sebelumnya yakni konservatif dan moderat. Profil agresif cocok tipe investor yang berani mengambil risiko tinggi demi imbal bagi hasil maksimal.
Setelah Anda mengetahui mana profil risiko yang cocok dengan Anda, baru kemudian menyesuaikannya dengan instrumen investasi.
Selanjutnya mempertimbangkan rasio persentase penempatan dana investasi ke masing-masing instrumen investasi. Berapa dana yang harus Anda tempatkan di obligasi dan saham?
Mengetahui profil risiko saja masih belum cukup bila Anda tidak berpikir dengan matang rasio persentase penempatan dana investasi. Profil risiko hanya menjadi tolok ukur untuk menentukan rasio persentasenya.
Misalnya saja Anda termasuk investor dengan profil risiko moderat, maka alokasi dana investasinya bisa dalam bentuk reksa dana pendapatan tetap 50% dan saham 50%.
Sedangkan bagi investor konservatif, Anda bisa mengombinasikannya ke dalam reksa dana pasar uang 60%, lalu saham dan obligasi masing-masing 20%.
Sementara itu, bagi investor agresif, persentase alokasi penempatan dana investasinya bisa ke dalam bentuk saham sebesar 60%, kemudian obligasi dan reksa dana campuran masing-masing 20%.
Setiap instrumen investasi tak bisa terhindar dari risiko kerugian. Jadi, dalam mempertimbangkan instrumen yang tepat sebagai portofolio investasi perlu mempertimbangkan tingkat return dari masing-masing instrumen.
Di sisi lain, menempatkan dana ke dalam sektor atau industri yang berbeda juga turut membantu menutupi kekurangan satu sama lain.
Setelah menetapkan instrumen investasi untuk portofolio investasi Anda, investor masih harus melakukan evaluasi dari masing-masing instrumen tersebut.
Itu artinya, bukan hanya menerima imbal bagi hasil saja. Lakukan evaluasi dan perubahan dari segi instrumen investasinya supaya kinerja aset investasi semakin berkembang.
Diversifikasi portofolio adalah langkah penting dalam mengelola risiko investasi dan meningkatkan potensi keuntungan jangka panjang. Bagi Anda yang ingin berinvestasi sesuai prinsip syariah, saat ini tersedia berbagai pilihan instrumen investasi syariah yang bisa Anda pertimbangkan.
Beberapa instrumen investasi syariah yang populer termasuk reksa dana syariah, saham syariah, deposito syariah, dan sukuk. Setiap instrumen ini tidak hanya menawarkan potensi pertumbuhan dana tetapi juga dijalankan sesuai dengan prinsip syariah.
Selalu bijak dalam memilih instrumen investasi. Lakukan riset mendalam agar investasi Anda bisa tumbuh dengan baik dan tetap sesuai dengan prinsip syariah. Pertimbangkan tujuan keuangan Anda, risiko, dan jangka waktu investasi untuk mendapatkan hasil terbaik.
Yuk, pilih investasi yang aman dan sesuai syariah di Bank Mega Syariah. Mulai dari Deposito Berkah Digital, Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) ritel, hingga Reksadana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda bisa menghubungi Mega Syariah Call melalui nomor (021) 2985 2222.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya!
Bagikan Berita