26 Agustus 2025 | Tim Bank Mega Syariah
Beberapa kepercayaan menyebutkan kalau bulan Safar termasuk bulan penuh kesialan sehingga harus mengikuti tata cara menyambut bulan Safar khusus agar terhindar dari kesialan. Padahal Rasulullah mengatakan kalau bulan Safar termasuk bulan penuh keistimewaan.
Salah satunya yaitu janji pahala berlipat ganda apabila umat Islam mengamalkan ibadah dengan khusyuk dan amalan sunah lainnya. Oleh karena itu, ketahui tata cara menyambut bulan Safar berikut ini.
Melihat dari asal katanya, safar berarti sunyi atau sepi. Melihat dari sejarahnya, di masa lalu setiap bulan Safar masyarakat Arab selalu mengosongkan wilayahnya untuk bepergian. Karenanya disebut safar alias sunyi atau sepi.
“Safar dinamakan dengan nama tersebut, karena sepinya rumah-rumah mereka dari mereka, ketika mereka keluar untuk perang dan bepergian.” (Ibnu Katsir, Tafsîrubnu Katsîr, [Dârut Thayyibah, 1999], juz IV, halaman 146).
Jadi, mengatakan bulan Safar penuh dengan kesialan dan ujian hidup pun rasanya kurang tepat. Supaya Anda mendapatkan keistimewaan di bulan Safar, berikut ini tata cara menyambut bulan Safar yang bisa Anda lakukan sebelum dan selama bulan Safar.
Sebenarnya tidak ada anjuran spesifik yang tertulis dalam Al-Quran tentang salat di awal bulan safar ini. Namun, salat bulan Safar ini termasuk amalan salat sunah yang dianjurkan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
Salat bulan Safar dikerjakan dengan tujuan untuk meminta perlindungan Allah SWT dari penyakit, cobaan dan ujian hidup di luar kemampuan manusia serta terhindar dari hal buruk lainnya.
Tata cara melaksanakan salat bulan Safar sama dengan salat sunah lainnya yaitu dilakukan sebanyak dua rakaat. Lafal niat salat bulan Safar yaitu:
Ushalli sunnatan li daf’il bala’i rak’ataini lillahi ta'ala
Artinya: Aku niat shalat sunnah untuk menolak bala dua rakaat karena Allah Ta’ala.
Kemudian melafalkan bacaan doa bulan Safar sejak hari pertama memasuki bulan Safar dan hari Rabu terakhir di bulan Safar. Adapun bacaan doanya sebagai berikut.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ وَصَلَّى اللَّهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّ هَذَا الزَّمَانِ وَأَهْلِهِ، وَأَعُوذُ بِجَلَالِكَ وَجَلَالِ وَجْهِكَ، وَكَمَالِ جَلَالِ قُدْسِكَ: أَنْ تُجِيرَنِي وَوَالِدَيَّ وَأَوْلَادِي، وَأَهْلِي وَأَحْبَابِي، وَمَا تُحِيطُهُ شَفَقَةُ قَلْبِي مِنْ شَرِّ هَذِهِ السَّنَةِ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ فِيهَا، وَاصْرِفْ عَنِّي شَرَّ شَهْرِ صَفَرَ، يَا كَرِيمَ النَّظَرِ، وَاخْتِمْ لِي فِي هَذَا الشَّهْرِ وَالدَّهْرِ بِالسَّلَامَةِ وَالْعَافِيَةِ وَالسَّعَادَةِ، لِي وَلِوَالِدَيَّ وَأَوْلَادِي، وَلِأَهْلِي وَمَا تَحُوطُهُ شَفَقَةُ قَلْبِي، وَجَمِيعِ الْمُسْلِمِينَ، وَصَلَّى اللَّهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm Wa shollallāhu ta‘ālā ‘alā sayyidinā Muḥammad, wa ‘alā ālihi wa shoḥbihi ajma‘in.
A‘ūdzu billāhi min syarri hādzā az-zamāni wa ahlihi,
wa a‘ūdzu bijalālika wa jalāli wajhika, wa kamāli jalāli qudsika:
an tujīrani wa wālidayya wa aulādī, wa ahlī wa aḥbābī,
wa mā tuḥīṭuhu syafaqatu qalbī min syarri hādzihi as-sanah,
wa qinī syarra mā qaḍayta fīhā, waṣrif ‘annī syarra syahri Shaffar, yā Karīma an-naẓari, wakhtim lī
fī hādzā asy-syahri wa ad-dahri bi-as-salāmati wa al-‘āfiyati wa as-sa‘ādati,
lī wa liwālidayya wa aulādī, wa li-ahlī wa mā taḥūṭuhu syafaqatu qalbī, wa jamī‘i al-muslimīn.
Wa shallallāhu ta‘ālā ‘alā sayyidinā Muḥammad, wa ‘alā ālihi wa shoḥbihi wa sallam.
Artinya: (Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)". Semoga Allah mencurahkan rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muḥammad, keluarga, dan seluruh sahabatnya.
Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan zaman ini dan para penghuninya. Dan aku berlindung dengan keagungan-Mu, dan keagungan dzat-Mu, serta kesempurnaan kesucian keagungan-Mu: Agar Engkau melindungiku, kedua orang tuaku, anak-anakku, keluargaku, para orang yang kucintai, dan semua yang diliputi oleh kasih sayang hatiku dari kejahatan tahun ini.
Selamatkanlah aku dari kejahatan takdir yang Engkau tetapkan di dalamnya. Jauhkanlah dariku kejahatan bulan Safar, wahai Zat Yang Maha Pemurah dalam pandangan-Nya.
Dan jadikanlah akhir bulan ini dan seluruh umurku ditutup dengan keselamatan, kesehatan, dan kebahagiaan, untukku, kedua orang tuaku, anak-anakku, keluargaku, dan semua yang dilindungi oleh kasih sayang hatiku, serta seluruh kaum Muslimin.
Semoga Allah mencurahkan rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muḥammad, keluarga, dan para sahabatnya. (Syekh Abdul Hamid Muhammad Ali, Kanzun Najah was Surur [Beirut, Darul Hawi: 2009 M/1430 H], halaman 91-92).
Puasa sunah yang bisa dilakukan di bulan Safar adalah puasa sunah ayyamul bidh. Puasa sunah ayyamul bidh dilaksanakan setiap bulan di tanggal 13, 14 dan 15. Tata cara puasanya masih sama dengan puasa sunah lainnya dengan niat puasa ayyamul bidh sebagai berikut:
Nawaitu shauma ayyamil bidi lillahi ta’ala.
Artinya: Saya niat puasa ayyamul bidh, karena Allah ta’ala.
Tata cara menyambut bulan Safar selanjutnya dengan perbanyak berzikir dan berdoa. Dengan memperbanyak zikir menjadi upaya untuk selalu mengingat Allah SWT secara lisan maupun hati. Kegiatan berzikir ini juga sebagai langkah untuk diberi petunjuk oleh Allah SWT. Adapun bacaan zikirnya yaitu tasbih, tahmid dan tahlil.
Sementara perbanyak berdoa selama bulan Safar, memohon ampunan, perlindungan dan dijauhkan dari hal-hal buruk memiliki peluang doa akan terkabulkan. Apalagi bila Anda berdoa dengan penuh keikhlasan, sungguh-sungguh dan menerapkan adab berdoa.
Selanjutnya memperbanyak salat sunah seperti salat tahajud, salat dhuha, dan salat istikharah. Rutin mengamalkan salat sunah membantu sempurnakan salat wajib Anda sehingga peluang keimanan dan ketakwaan akan meningkat.
Amalan sunah lainnya yang sangat dianjurkan yaitu membaca Al-Quran. Al-Quran merupakan pedoma umat Islam, jadi anjuran membaca Al-Quran berlaku di bulan Safar dan bulan-bulan lainnya.
Bagi laki-laki beragama Islam, perbanyak salat berjamaah di masjid akan mendatangkan pahala lebih besar daripada Anda salat sendiri di rumah.
Bersedekah dan berdonasi termasuk amalan sunah yang sangat dianjurkan dan jangan sampai ketinggalan. Bersedekah dan berdonasi bisa dalam bentuk apa saja ataupun nominal berapa saja.
Manfaatkan perkembangan teknologi dan sistem digitalisasi di industri perbankan untuk menunaikan amalan ibadah guna menabung pahala sebanyak-banyaknya. Salah satu caranya dengan Donasi dan Amal melalui aplikasi mobile banking M-Syariah.
Bank Mega Syariah menjaga kepercayaan nasabahnya dengan bekerja sama dengan mitra terpercaya untuk menyalurkan Donasi dan Amal Anda.
Bahkan bukan hanya donasi dan sedekah saja, melainkan juga menyalurkan zakat dan wakaf pun benar-benar selektif sesuai aturan yang tertuang dalam Al-Quran dan al-Hadits.
Segera download aplikasi M-Syariah supaya tetap bisa beramal saleh walaupun sedang sibuk di mengurus urusan di dunia.
Bagikan Berita