25 Maret 2025 | Tim Bank Mega Syariah
Idulfitri adalah momen istimewa bagi umat Muslim yang menandai berakhirnya bulan suci Ramadan. Salah satu ibadah utama yang dilakukan pada hari kemenangan ini adalah salat Idulfitri.
Salat ini dilakukan secara berjamaah dengan beberapa keutamaan yang berbeda dari salat lainnya.
Agar ibadah semakin sempurna, berikut panduan lengkap mengenai tata cara, niat, serta keutamaan salat Idulfitri yang perlu diketahui.
Salat Idulfitri merupakan ibadah sunnah yang dilakukan pada pagi hari 1 Syawal sebagai bagian dari perayaan Hari Raya Idulfitri.
Dalam Islam, hukum salat Idulfitri adalah sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Artinya, ibadah ini memiliki kedudukan yang penting, tetapi tidak wajib.
Umat Islam yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala, sedangkan yang meninggalkannya tidak berdosa. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam kitab Fathul Qarib, yang artinya:
"Salat dua hari raya (Idulfitri dan Iduladha) adalah sunnah muakkadah yang disyariatkan untuk dilakukan secara berjamaah maupun sendiri, baik bagi orang yang sedang bepergian maupun menetap, merdeka maupun hamba sahaya, laki-laki maupun perempuan." (Fathul Qarib).
Dari penjelasan ini, dapat disimpulkan bahwa salat di bulan Syawal ini sangat dianjurkan bagi seluruh umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan, tanpa memandang status sosial atau kondisi tertentu.
Agar salat Idulfitri sah, seseorang harus membaca niat sesuai dengan posisinya, baik sebagai imam, makmum, atau jika melaksanakannya sendirian. Berikut adalah lafaz niat salat Idulfitri berdasarkan NU Online.
اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا للهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan li ‘Idil Fitri rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.
Artinya:
"Saya niat salat sunnah Idulfitri dua rakaat menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah Ta'ala."
اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan li ‘Idil Fitri rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā.
Artinya:
"Saya niat salat sunnah Idulfitri dua rakaat menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah Ta'ala."
Untuk niat salat Idulfitri sendirian di rumah, ini adalah bacaannya:
اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan li ‘Idil Fitri rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā.
Artinya:
"Saya niat salat Idulfitri dua rakaat menghadap kiblat, tunai karena Allah Ta'ala."
Bagi seseorang yang tidak dapat melaksanakan salat Idulfitri secara berjamaah, dianjurkan untuk tetap melaksanakannya sendiri tanpa khutbah dan tanpa membaca bacaan dengan suara keras (jahr).
Salat Idulfitri dilakukan dua rakaat dengan beberapa perbedaan dari salat biasa, yaitu adanya takbir tambahan. Berikut tata cara pelaksanaannya:
Salat Idulfitri dilakukan setelah matahari terbit setinggi tombak, atau sekitar 15-20 menit setelah waktu syuruq, hingga sebelum waktu Zuhur.
Tempat yang dianjurkan untuk melaksanakan salat Idulfitri adalah:
Lapangan terbuka, sebagaimana yang disunnahkan oleh Rasulullah ﷺ.
Masjid, jika kondisi cuaca tidak memungkinkan atau ada kendala lainnya.
Sebagai panduan, berikut langkah-langkah salat Idulfitri:
Takbiratul ihram seperti dalam salat biasa.
Takbir tambahan sebanyak 7 kali di rakaat pertama.
Di antara takbir, disunnahkan membaca: Subhânallâhi walhamdulillâhi walâ ilâha illallâhu wallâhu akbar. (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar.)
Imam membaca Surah Al-Fatihah, lalu dianjurkan membaca Surah Al-A'la atau Surah Qaf.
Rukuk, i'tidal, sujud, dan duduk di antara dua sujud seperti salat biasa.
Takbir tambahan sebanyak 5 kali di rakaat kedua.
Membaca Surah Al-Fatihah, lalu dianjurkan membaca Surah Al-Ghashiyah atau Surah Al-Qamar.
Menyelesaikan salat seperti biasa, yaitu dengan rukuk, i'tidal, sujud, hingga tasyahud akhir dan diakhiri dengan salam.
Setelah salat, imam akan menyampaikan khutbah Idulfitri. Berbeda dengan salat Jumat, khutbah salat Id dilakukan setelah salat selesai dengan menyampaikan pesan-pesan keislaman, ajakan untuk bertakwa, serta doa-doa kebaikan bagi umat Islam.
Untuk menyambut hari yang suci ini, ada beberapa sunnah yang dianjurkan sebelum dan sesudah salat Idulfitri agar ibadah semakin sempurna.
Sunnah-sunnah ini mengacu pada ajaran Rasulullah SAW dan diamalkan oleh para sahabat serta ulama sepanjang sejarah Islam. Berikut ini adalah sederet sunnah, sebagaimana melansir dari berbagai sumber:
Malam Idulfitri hingga sebelum pelaksanaan salat Id dianjurkan untuk memperbanyak takbir sebagai bentuk syiar Islam. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Alquran, yang artinya:
"Dan sempurnakanlah bilangan Ramadan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah." (QS. Al-Baqarah: 185)
Takbir Idulfitri sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Takbir Muqayyad: Dibaca setelah salat, baik salat fardu maupun sunnah.
Takbir Mursal: Tidak terikat waktu salat, bisa dibaca kapan saja sejak tenggelamnya matahari di malam Idulfitri hingga sebelum khutbah Id dimulai.
Contoh bacaan takbir yang umum:
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
(Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Illallah, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillah il-hamd).
Rasulullah juga menganjurkan umatnya untuk mandi sebelum berangkat ke tempat salat Id. Selain itu, dianjurkan juga memakai pakaian terbaik, menggunakan wewangian, serta tampil rapi sebagai bentuk syukur dan penghormatan terhadap hari raya.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah mengenakan pakaian terbaiknya saat hari raya. Sunnah ini juga berlaku bagi laki-laki maupun perempuan, dengan tetap memperhatikan batasan aurat dan kesopanan.
Pada hari Idulfitri, Rasulullah SAW selalu makan beberapa butir kurma dalam jumlah ganjil sebelum berangkat ke tempat salat. Hal ini bertujuan untuk menegaskan bahwa hari raya Idulfitri bukanlah hari untuk berpuasa.
Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari menyebutkan:
"Rasulullah tidak berangkat ke tempat salat sebelum makan beberapa butir kurma dengan jumlah ganjil." (HR. Bukhari)
Selanjutnya, memilih jalan yang berbeda saat pergi dan pulang dari tempat salat Id. Hikmahnya adalah agar semakin banyak orang yang ditemui untuk menyebarkan kebahagiaan Idulfitri serta memberikan salam kepada lebih banyak orang.
Hal ini sebagaimana diriwayatkan dalam hadis:
"Nabi SAW biasa pergi ke tempat salat Id melalui satu jalan dan kembali melalui jalan yang lain." (HR. Bukhari)
Setelah salat, imam akan menyampaikan khutbah yang berisi pesan-pesan keislaman, nasihat, serta doa untuk kebaikan umat.
Meski tidak wajib, mendengarkan khutbah sangat dianjurkan agar mendapatkan ilmu dan inspirasi dari pesan yang disampaikan.
Tradisi saling mengunjungi keluarga, tetangga, serta sahabat pada hari raya Idulfitri merupakan bagian dari sunnah Rasulullah SAW. Saat berjumpa, umat Islam dianjurkan untuk saling memberi ucapan selamat dan mendoakan satu sama lain.
Salah satu ucapan yang sering digunakan para sahabat adalah:
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
(Taqabbalallahu minna wa minkum)
Artinya: "Semoga Allah menerima (amalan) dari kami dan dari kalian."
Hari raya Idulfitri bukan hanya tentang kebahagiaan pribadi, tetapi juga tentang berbagi dengan sesama.
Salah satu kewajiban yang harus ditunaikan sebelum salat Idulfitri adalah zakat fitrah, yang bertujuan untuk menyucikan diri setelah Ramadan dan membantu saudara-saudara yang membutuhkan.
Kini, menunaikan zakat dan berbagi lebih mudah melalui M-Syariah. Dengan layanan digital ini, Anda bisa menyalurkan zakat dengan cepat, aman, dan tepat sasaran tanpa harus keluar rumah.
Pastikan zakat Anda sudah tersalurkan sebelum salat Id agar ibadah semakin sempurna.
Bagikan Berita