27 September 2025 | Tim Bank Mega Syariah
Sejak masuk ke dalam program imunisasi wajib nasional di tahun 2023 lalu, vaksin HPV dianjurkan untuk diberikan sejak anak-anak berada di bangku sekolah dasar. Tujuannya untuk meningkatkan proteksi agar terhindar dari risiko kanker di sekitar area kelamin dan organ reproduksi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker serviks atau kanker leher rahim menduduki urutan kedua, setelah kanker payudara, dalam daftar penyakit kronis berbahaya yang mengancam perempuan.
Kendati demikian, infeksi human papillomavirus (HPV) juga berisiko menimbulkan kanker penis bagi laki-laki. Oleh sebab itu, mari ketahui lebih lanjut tentang apa itu vaksin HPV, anjuran dosis vaksinnya sampai biaya yang dibutuhkan.
Vaksin HPV adalah jenis vaksin yang bertujuan untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). Apabila seseorang terinfeksi HPV, maka besar kemungkinan akan menderita penyakit kanker serviks atau kanker penis.
Walau ada lebih dari 200 jenis HPV, akan tetapi ada beberapa jenis HPV yang memicu gangguan kesehatan serius. Beberapa di antaranya anal, kanker serviks, kutil kelamin, orofaringeal, penis, vagina, dan vulva.
Terdapat dua jenis vaksin HPV, yakni HPV bivalen dan tetravalent. Vaksin HPV bivalen adalah vaksin yang memproteksi tubuh dari infeksi virus HPV tipe 16 dan 18 agar terhindar dari potensi terjangkit kanker serviks.
Sementara vaksin HPV tetravalen memberikan proteksi terhadap infeksi virus HPV tipe 6, 11, 16 dan 18 supaya mencegah terjangkitnya penyakit kanker serviks dan kutil kelamin.
Cara penyebaran virus HPV melalui hubungan seksual yang menyebabkan infeksi di sekitar area genital dan anus.
Akan tetapi, ada cara penyebaran minor yang jarang diketahui. Misalnya penggunaan toilet di mana terdapat virus HPV yang hidup dan tersentuh oleh seseorang dengan sistem imunitas tubuh melemah. Maka potensi penularan virusnya pun masih tetap ada.
Pada dasarnya vaksin HPV diberikan kepada siapa saja yang memiliki kondisi sehat. Namun ada batasan dan kriteria tertentu yang perlu Anda ketahui, yaitu:
Pemberian vaksin HPV sejak anak berusia 9 sampai 14 tahun sebab di usia tersebut anak-anak belum aktif berhubungan seksual.
Pemberian vaksin kepada remaja berusia 15 sampai 26 tahun yang belum sama sekali atau belum lengkap vaksin HPV-nya.
Pemberian vaksin kepada orang dewasa berusia 27 sampai 45 tahun harus melalui konsultasi dengan dokter terlebih dulu, terutama bila Anda sudah menikah dan aktif berhubungan seksual.
Pemberian vaksin HPV kepada Ibu hamil dilarang, Ibu hamil baru bisa mendapatkan vaksin setelah melahirkan.
Pemberian vaksin dilarang kepada orang dengan riwayat alergi serius, khususnya terhadap vaksin HPV atau kandungan di dalam vaksin.
Pemberian vaksin HPV dilarang kepada orang yang alergi terhadap ragi. Pasalnya ragi termasuk zat yang terkandung pada vaksin HPV.
Pemberian vaksin HPV dilarang kepada orang yang didiagnosis penyakit parah.
Idealnya pemberian vaksin HPV diberikan kepada orang yang belum beraktivitas seksual aktif. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan pemberian dosisnya dilakukan sejak anak-anak minimal berusia 9 tahun. Lebih spesifik lagi, berikut ini tabel pemberian dosis vaksin HPV berdasarkan kelompok usianya menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kelompok Usia | Dosis Vaksin | Interval Waktu Pemberian Vaksin |
9 sampai 14 tahun | 2 dosis | Jeda dosis 1 dan 2 sekitar 6 sampai 12 bulan |
15 sampai 20 tahun | 1 sampai 2 dosis | Jeda dosis 1 dan 2 sekitar 6 bulan |
Di atas 21 tahun | 2 dosis | Jeda dosis 1 dan 2 sekitar 6 bulan |
Selain dosis di atas, ada sejumlah artikel kesehatan lain yang menyebutkan pembagian vaksin dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu:
Kelompok usia 9 sampai 15 tahun diberikan 2 dosis dengan interval antar dosis 6 sampai 12 bulan.
Kelompok usia 16 sampai 45 tahun diberikan 3 dosis dengan interval antar dosis 0, 1 sampai 2, dan 6 bulan.
Sementara bagi orang berisiko tinggi, contohnya penderita HIV atau kondisi imunosupresif, tetap bisa mendapatkan vaksin HPV dengan pemberian dosis sebanyak 3 kali.
Sama halnya dengan vaksin lainnya, vaksin HPV memberikan efek samping yang tidak cukup serius dan berbahaya tapi perlu Anda ketahui juga. Berikut ini beberapa efek sampingnya, di antaranya:
Demam.
Timbul rasa lelah.
Pusing, pada taraf tertentu menyebabkan pingsan.
Mual dan muntah.
Sakit kepala.
Gatal dan kemerahan di sekitar area yang disuntikkan vaksin.
Nyeri otot dan sendi.
Bengkak dan nyeri lainnya.
Namun, bila Anda merasakan efek samping cukup parah maka jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Berikut ini efek samping yang perlu diwaspadai, yaitu:
Mengalami sesak napas.
Mengalami pembengkakan di wajah, termasuk di bibir atau lidah.
Merasakan gatal di seluruh tubuh.
Merasakan pusing atau penglihatan berkunang-kunang lebih sering.
Merasakan jantung berdebar.
Mengalami mual dan muntah cukup serius.
Pasca pemberian vaksin HPV, dokter atau tim medis akan menyarankan pasien untuk beristirahat dulu selama 15 menit di tempat guna meninjau kondisi pasien lebih lanjut, termasuk melihat kemungkinan Anda mengalami efek samping serius.
Meskipun cukup efektif untuk mencegah terinfeksi HPV, Anda tetap harus memperhatikan beberapa hal seperti:
Menerapkan gaya hidup sehat.
Menghindari kegiatan seksual untuk kelompok usia remaja atau orang yang belum menikah.
Mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok.
Menghindari kebiasaan gonta-ganti pasangan seksual.
Menghindari hubungan seksual dengan orang yang belum jelas kondisi dan riwayat kegiatan seksualnya.
Melakukan tes Pap smear rutin untuk mendeteksi bila terjadi perubahan sel abnormal di leher rahim.
Sejak masuk ke dalam program imunisasi wajib nasional di tahun 2023, vaksin HPV gratis bagi anak-anak berusia maksimal 12 tahun atau sedang duduk di sekolah dasar.
Pemerintah membebaskan biaya vaksin HPV di puskesmas agar anak-anak di kelompok usia tersebut bisa segera mendapatkan vaksin ini sehingga terproteksi dari risiko penyakit kanker serviks.
Sedangkan vaksin HPV untuk wanita dewasa dan remaja, berlaku juga untuk pria, Anda bisa memanfaatkan layanan kesehatan di rumah sakit atau laboratorium kesehatan swasta. Merangkum dari berbagai situs kesehatan, berikut ini harga vaksin HPV di Indonesia:
Vaksin Cervarix yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari 2 jenis HPV, harga vaksin Cervarix sekitar Rp 600 ribu sampai Rp 1,2 juta per dosis.
Vaksin Gardasil 4 yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari 4 jenis virus HPV, harga vaksin Gardasil 4 sekitar Rp 800 ribu sampai Rp 1,5 juta per dosis.
Vaksin Gardasil 9 yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari 9 jenis virus HPV, harga vaksin Gardasil 9 sekitar Rp 1,6 juta sampai Rp 2,5 juta per dosis.
Artinya bila Anda membutuhkan 2 dosis maka biayanya mulai dari Rp 1,2 juta sampai lebih dari Rp 3 juta. Bila membutuhkan 3 dosis maka biaya yang dibutuhkan lebih besar lagi. Sekalipun lebih dianjurkan untuk wanita, akan tetapi pria tetap perlu melakukan vaksin HPV guna menghindari risiko kanker penis.
Mengingat biayanya cukup besar, persiapkan biaya kesehatan untuk diri sendiri, pasangan dan anak-anak melalui produk simpanan syariah di Bank Mega Syariah.
Produk simpanan TabunganKu iB cocok menjadi pilihan untuk mempersiapkan tabungan anak sebab salah satu syaratnya cukup menyertakan kartu pelajar saja bagi pelajar berusia di bawah 17 tahun. Setoran awal ringan yakni Rp 20 ribu serta minimum setoran selanjutnya hanya Rp 10 ribu.
Adapun bila Anda merencanakan untuk melakukan vaksin dalam waktu dekat, lebih cocok mengamankan biaya kesehatan melalui produk simpanan Tabungan Berkah Rencana iB. Jangka waktu penempatan dana tabungannya fleksibel mulai dari 6 bulan sampai 18 tahun.
Untuk informasi selengkapnya silakan kunjungi website Bank Mega Syariah!
Bagikan Berita