02 Juli 2025 | Tim Bank Mega Syariah
Cara memilih jurusan kuliah yang tepat adalah salah satu langkah awal paling bijak dalam merancang masa depan anak. Jurusan yang sesuai bukan hanya membantu anak lebih menikmati proses belajar, tetapi juga membuka jalan karier yang relevan dan memuaskan di masa mendatang.
Mengetahui cara memilih jurusan kuliah yang tepat tidak berarti Anda bisa memaksakan kehendak kepada anak. Tentu, keputusan ini bukan hanya tentang pilihan anak semata, melainkan hasil diskusi matang antara anak dan orang tua.
Setiap individu memiliki minat dan potensi yang berbeda, sehingga penting untuk memberi ruang bagi anak mengeksplorasi pilihannya. Lantas, bagaimana cara menemukan jurusan yang ideal agar sesuai dengan minat dan cita-cita anak Anda?
Pertanyaan seputar jenjang pendidikan sering kali muncul ketika mulai merencanakan kuliah. Banyak orang tua dan calon mahasiswa bertanya-tanya, apakah sebaiknya memilih jalur diploma atau langsung ke program sarjana?
Meskipun keduanya memiliki kurikulum dan durasi belajar yang berbeda, peluang kerja yang ditawarkan bisa sama baiknya, tergantung pada tujuan karier yang diinginkan.
Setiap jalur pendidikan memiliki keunggulan dan keterbatasan tersendiri. Tidak perlu memaksakan harus menjadi sarjana bila tujuan karier sudah bisa tercapai lewat diploma—begitu pun sebaliknya.
Agar tidak salah langkah, Anda perlu memahami cara memilih jurusan kuliah yang tepat bagi anak. Oleh karena itu, mari telusuri beberapa panduan yang bisa membantu Anda dan anak menentukan jurusan yang paling sesuai.
Memilih jurusan kuliah bukanlah perkara coba-coba yang bisa diulang tanpa risiko. Tidak seperti memesan makanan yang bisa dengan mudah diganti bila tidak cocok, memilih jurusan yang tidak sesuai justru bisa menimbulkan kebingungan dan kerugian waktu serta biaya.
Maka, penting bagi Anda untuk mengenali potensi anak sejak awal. Pahami apa yang membuat mereka bersemangat, apa yang mereka kuasai, serta tantangan apa yang sering mereka hadapi.
Proses ini akan memudahkan Anda untuk berdialog secara terbuka dengan anak, membahas berbagai pilihan jurusan, dan menyusun rencana masa depan yang realistis dan menyenangkan bagi mereka.
Pernahkah Anda mendengar bahwa sekitar 87% mahasiswa di Indonesia ternyata merasa salah memilih jurusan? Data dari Indonesia Career Center Network (ICCN) menunjukkan bahwa penyebab utamanya adalah ketidaksesuaian antara program studi yang diambil dengan minat dan bakat pribadi.
Untuk menghindari hal serupa, tes minat bakat bisa menjadi salah satu acuan yang layak dipertimbangkan.
Meski hasilnya tidak mutlak, tes seperti psikotes dan personality test dapat memberikan gambaran awal mengenai kecenderungan minat, karakter, hingga potensi dalam bidang tertentu—baik seni, sosial, maupun analitis.
Tes ini juga dapat membantu mengidentifikasi gaya belajar serta jenis karier yang cocok bagi anak Anda, sehingga pilihan jurusan bisa lebih terarah dan tepat sasaran.
Menentukan jurusan dan kampus bukan keputusan yang bisa diambil dalam semalam. Melakukan riset secara menyeluruh merupakan langkah penting agar pilihan yang diambil tidak hanya berdasarkan tren atau opini lingkungan sekitar.
Anda bisa memulai dengan berdiskusi bersama guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah, bertanya kepada tutor tempat anak belajar, atau mencari informasi detail melalui situs resmi universitas dan forum pendidikan di internet.
Setidaknya, tentukan minimal dua pilihan jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat anak sebagai langkah awal. Dari situ, Anda dapat menyaring beberapa perguruan tinggi yang membuka program studi tersebut dan membandingkan keunggulan masing-masing.
Hindari terpaku pada satu pilihan saja, baik jurusan maupun kampus. Menyiapkan alternatif—baik dari sisi jurusan maupun perguruan tingginya—akan sangat membantu jika nantinya terjadi kendala saat proses seleksi.
Strategi ini merupakan bentuk back-up plan yang bijak demi menghindari rasa kecewa dan tetap membuka banyak peluang.
Nilai rapor memang bisa dijadikan acuan awal dalam memilih jurusan atau perguruan tinggi. Dari nilai-nilai tersebut, Anda bisa melihat mata pelajaran apa yang paling dikuasai anak dan memperkirakan peluang diterima di jurusan tertentu berdasarkan standar masuk universitas.
Namun, penting untuk diingat bahwa nilai bukanlah satu-satunya faktor penentu dalam menentukan masa depan akademik anak.
Ada kalanya seorang anak memiliki nilai tinggi di pelajaran bahasa Indonesia, namun bukan berarti ia ingin menjadi guru bahasa. Bisa saja, ketertarikannya lebih kepada dunia menulis kreatif, seperti menjadi penulis novel, jurnalis, atau content writer.
Maka, selain melihat hasil akademik, pahami juga tujuan dan minat mendalam yang dimiliki anak. Pendekatan ini akan membuat pilihan jurusan lebih relevan dengan aspirasi dan potensi anak, bukan sekadar berdasarkan angka di rapor.
Mengajak anak berdiskusi dengan orang-orang yang memiliki pengalaman nyata di bidang yang diminatinya bisa memberikan perspektif yang lebih luas. Anda dapat memfasilitasi anak untuk berbicara dengan guru BK, tutor, atau bahkan kerabat yang sudah bekerja di bidang serupa.
Mereka bisa memberikan gambaran konkret tentang apa yang akan dipelajari, tantangan yang mungkin dihadapi, hingga prospek kerja di masa depan.
Praktisi profesional pun dapat memberikan insight dari dunia kerja yang sebenarnya. Semua pengalaman dan pandangan ini akan sangat berharga untuk memperkuat keyakinan anak terhadap pilihan jurusan yang akan ia ambil.
Selain menyesuaikan pilihan jurusan dengan minat anak, Anda juga perlu melihat bagaimana prospek kerja dari bidang tersebut ke depannya. Coba telaah apakah jurusan yang dipilih memiliki peluang karier yang menjanjikan, relevan dengan kebutuhan industri saat ini, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Mengetahui tren pasar kerja akan membantu anak Anda mempersiapkan diri sejak awal, sehingga setelah lulus tidak kesulitan mencari pekerjaan yang sesuai. Pilihan jurusan yang matang dan mempertimbangkan peluang kerja yang luas akan menjadi bekal penting menuju karier yang stabil dan memuaskan.
Tak sedikit mahasiswa yang merasa salah jurusan setelah melewati semester pertama hingga pertengahan masa studi. Rasa kebingungan ini sering kali muncul karena pemilihan jurusan yang dilakukan tanpa pertimbangan matang dan riset yang cukup.
Bahkan ada pula yang sudah merasa tidak cocok sejak awal perkuliahan, tetapi tetap melanjutkan karena merasa sudah terlanjur. Meski banyak yang akhirnya tetap menyelesaikan kuliahnya, perjalanan yang mereka tempuh cenderung penuh tekanan karena kehilangan motivasi dan ketertarikan pada bidang yang dipelajari.
Lantas, apa yang terjadi setelah lulus? Melakukan pekerjaan yang tak sesuai dengan minat tentu akan terasa berat, bahkan bisa mengganggu produktivitas dan kebahagiaan jangka panjang.
Itulah mengapa penting untuk tidak tergesa-gesa dalam memilih jurusan. Pastikan Anda dan anak benar-benar mencari tahu seluk-beluk jurusan yang diminati, dari isi mata kuliah, peluang kerja, hingga gaya belajar yang dibutuhkan.
Sering kali, pilihan jurusan atau kampus diambil hanya karena mengikuti teman, tren, atau tekanan lingkungan. Padahal, keputusan ini seharusnya bersifat personal dan disesuaikan dengan karakter serta potensi anak Anda.
Daripada ikut-ikutan, akan jauh lebih bijak jika Anda memberi waktu dan ruang untuk anak mengeksplorasi minat, bakat, dan kemampuannya sendiri.
Ingatlah bahwa setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing, dan rezeki pun sudah diatur dengan cara yang unik. Peran Anda adalah membantu anak menemukan dan menapaki jalan tersebut, bukan memaksanya meniru milik orang lain.
Saat memilih jurusan, pertimbangkan juga potensi pengembangan diri yang ditawarkan oleh program studi tersebut. Idealnya, jurusan tidak hanya memberi ilmu secara akademis, tetapi juga menyediakan peluang untuk tumbuh secara pribadi maupun profesional.
Aspek keuangan merupakan faktor penting yang tak boleh diabaikan dalam proses pemilihan jurusan dan perguruan tinggi.
Biaya kuliah antar jurusan bisa sangat bervariasi—Jurusan Kedokteran, misalnya, biasanya memiliki UKT yang jauh lebih tinggi dibanding jurusan lain seperti Agribisnis atau Pendidikan.
Maka dari itu, penting bagi Anda untuk berdiskusi terbuka bersama anak mengenai kemampuan finansial keluarga, agar tidak menimbulkan beban di tengah jalan.
Bagi yang ingin mendaftar melalui jalur mandiri, perlu disiapkan dana tambahan untuk uang pangkal yang bisa mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah. Selain itu, beberapa jurusan seperti Teknik, Desain, atau Kedokteran juga sering kali memerlukan peralatan praktik dengan harga cukup tinggi.
Agar beban biaya tidak terlalu berat, ada baiknya Anda mulai mencari informasi tentang program beasiswa, baik dari kampus maupun lembaga lain yang bisa mendukung biaya pendidikan anak Anda.
Mengingat cukup tingginya biaya kuliah, belum lagi risiko semakin mahal karena inflasi maka tabung biaya pendidikan anak sejak dini.
Manfaatkan fasilitas Tabungan Berkah Rencana iB untuk tujuan pendidikan anak, tabungan kurban hingga tabungan umrah dan haji. Produk simpanan syariah ini menerapkan akad mudharabah mutlaqah dengan penempatan dana tabungan fleksibel mulai dari 6 bulan sampai 18 tahun.
Untuk informasi selengkapnya silakan kunjungi website Bank Mega Syariah.
Bagikan Berita