19 November 2025 | Tim Bank Mega Syariah

Dalam tindak kejahatan siber, istilah baiting merupakan tindakan penipuan dengan metode jebakan. Pelaku akan menjebak korbannya dengan iming-iming hadiah menggiurkan agar korbannya memberikan data diri pribadi secara suka-suka.
Metode kejahatan baiting memainkan psikologis korbannya untuk mencuri data. Kenali seperti apa modus penipuan baiting dan cara melindungi agar tak tertipu permainan pelaku cyber crime tersebut.
Baiting adalah metode penipuan berbasis social engineering untuk memprovokasi atau menghasut seseorang untuk melakukan kehendak pelaku penipuan.
Cara kerjanya cukup sederhana, pelaku mengidentifikasi calon korban terlebih dulu. Calon korban bisa dalam bentuk perorangan atau organisasi, komunitas atau perusahaan tertentu. Mencari tahu seperti profil target, minat, kebutuhan hingga aktivitas sehari-hari.
Kemudian pelaku mempersiapkan umpan yang akan dikirimkan kepada target melalui berbagai platform. Bisa melalui email, media sosial, pesan WhatsApp hingga panggilan telepon biasa. Jenis umpan yang dikirimkan bisa dalam bentuk iming-iming uang atau hadiah, informasi eksklusif, atau hal lain yang memicu rasa penasaran ataupun ketakutan dan kekhawatiran.
Korban yang merasa tergiur atau tertekan dari pesan tersebut akan melakukan tindakan yang diinginkan pelaku cyber crime. Misalnya mengklik file, mengunduh, ataupun mengakses website berbahaya yang akan menyedot seluruh informasi di smartphone yang dibutuhkan pelaku.
Supaya lebih mudah memahaminya, berikut ini ciri-ciri penipuan baiting, di antaranya:
Konteks di dalam pesan yang dikirimkan pelaku bersifat kontroversial. Memicu perdebatan antara pelaku dengan korban, korban dengan kenalannya sendiri, atau bahkan memicu perdebatan di dalam diri korban sendiri.
Cara penyampaian pesan bersifat provokatif. Pelaku menantang, meremehkan atau menekan korban guna mendapatkan reaksi emosional agresif dari korban.
Metode baiting menyerang sisi psikologis korban melalui teknik manipulatif supaya korban merasa kurang nyaman atau korban merasa tidak mampu mengendalikan diri dan keputusan terhadap masalah tersebut.
Korban yang terjebak ke dalam metode penipuan ini terperangkap dari sisi psikologis. Kerap merasa malu, merasa bersalah, atau tidak berdaya. Justru rasa-rasa yang demikian yang akan dimanfaatkan pelaku.
Metode baiting bisa bersifat sosial bila mencakup interaksi sosial dan lingkungan masyarakat. Mulai dari hubungan kekeluargaan, pasangan, teman hingga cakupan lebih luas melalui media sosial.
Sebenarnya cukup banyak bentuk dan jenis penipuan yang menggunakan metode baiting ini. Setiap periodenya para pelaku selalu meng-upgrade teknik dan kemampuannya untuk melakukan penipuan tersebut. Setidaknya berikut ini beberapa jenis metode penipuan baiting yang paling umum
Metode baiting dalam bentuk phishing yang paling dikenal adalah pengiriman pesan palsu melalui email atau aplikasi pesan yang dirancang menyerupai komunikasi resmi dari institusi terpercaya, seperti bank, layanan pembayaran digital, atau perusahaan besar.
Pesan ini biasanya mengandung imbauan mendesak—misalnya terkait keamanan akun atau permintaan verifikasi identitas—agar korban terdorong untuk membuka lampiran atau menekan tautan yang disediakan. Dengan tampilan yang meyakinkan, korban sering kali tidak menyadari bahwa pesan tersebut berasal dari pelaku kejahatan siber.
Saat korban mengklik lampiran atau tautan berbahaya yang dikirimkan, malware dapat langsung diunduh ke perangkat, atau korban diarahkan ke situs website palsu yang dibuat mirip dengan halaman resmi.
Di dalam situs tiruan tersebut, pelaku akan meminta korban memasukkan data sensitif seperti username, password, PIN, atau informasi keuangan. Melalui metode ini, pelaku phishing dapat mencuri akses terhadap akun pribadi, melakukan transaksi ilegal, atau menjual data korban ke pihak lain untuk tindakan kriminal lanjutan.
Quid Pro Quo merupakan metode baiting yang melibatkan pertukaran, di mana pelaku menawarkan sesuatu yang terlihat berharga seperti diskon besar, layanan premium, akses gratis, atau informasi eksklusif untuk menarik perhatian korban.
Tawaran ini sengaja dibuat menggiurkan agar korban merasa mendapatkan keuntungan, padahal tujuan sebenarnya adalah memancing mereka memberikan data pribadi atau kredensial penting.
Ketika korban tertarik dan ingin memperoleh “hadiah” tersebut, pelaku akan meminta informasi sensitif sebagai syarat, sehingga memungkinkan mereka mencuri identitas atau mendapatkan akses ilegal ke akun dan sistem milik korban.
Baiting fisik merupakan metode baiting yang memanfaatkan benda nyata sebagai umpan, di mana pelaku dengan sengaja meninggalkan perangkat keras seperti flash drive atau kartu memori di tempat umum agar terlihat seolah-olah tercecer dan memancing rasa penasaran korban.
Perangkat tersebut biasanya sudah disisipi malware yang akan aktif begitu dicolokkan ke komputer atau laptop korban, memungkinkan pelaku menyusup ke sistem, mencuri data, atau memasang kontrol jarak jauh tanpa disadari.
Metode ini sangat berbahaya karena memanfaatkan naluri alami korban untuk mengambil dan mencoba membuka perangkat yang ditemukan.
Whaling merupakan jenis baiting yang termasuk dalam kategori phishing namun memiliki target yang jauh lebih spesifik, yaitu individu atau organisasi penting seperti eksekutif perusahaan, pejabat tinggi, atau pihak yang memiliki akses strategis.
Dalam metode ini, pelaku menyiapkan penipuan yang sangat terpersonalisasi, mulai dari gaya bahasa hingga konteks pesan, sehingga tampak kredibel dan sulit dibedakan dari komunikasi resmi.
Dengan pendekatan yang lebih mendalam tersebut, tujuan utama whaling adalah mendapatkan akses ke informasi sensitif, dokumen rahasia, atau sistem internal organisasi demi melakukan pencurian data, sabotase, maupun tindakan kriminal lainnya.
Dampak baiting cukup beragam. Walaupun dampak kerugiannya termasuk minor, tapi pelaku tetap akan mendapatkan dampak kerugian dari segi operasional. Pasalnya langkah awal penipuan metode baiting ini merusak perangkat korban terlebih dulu. Baik perangkat dalam bentuk komputer, laptop, hingga tablet dan smartphone.
Perusahaan atau organisasi akan merasakan dampak ini sejak awal pelaku melakukan aksinya. Sering kali sistem atau serves perusahaan akan langsung downtime sehingga aktivitas bisnis atau organisasi akan terhambat.
Kemudian kerugian dari segi reputasi. Brand image yang sudah Anda bangun bisa begitu saja hancur ketika informasi pribadi yang sensitif bocor di lingkungan masyarakat. Hal ini tentu saja sangat mengganggu aktivitas bisnis Anda.
Kerugian yang paling besar dari segi finansial. Dalam hal finansial di sini bukan berarti mengeluarkan sejumlah uang yang akan ditransfer kepada pelaku. Justru bisa jadi secara fisik Anda tidak perlu melakukan transfer uang.
Pelaku menyasar data perbankan korban seperti data diri debit perbankan atau kartu kredit pelaku. Mengingat kebiasaan cashless semakin terasa, maka data-data dompet digital korban pun bisa menjadi sasaran.
Berikut ini langkah-langkah supaya Anda terhindar dari tindak penipuan baiting, di antaranya sebagai berikut.
Ketika mendapatkan tautan atau lampiran dari orang yang dikenal ataupun tidak dikenal jangan langsung diklik. Cari tahu terlebih dulu keamanan lampiran tersebut sebelum mengklik.
Sebelum mengklik tautan atau link URL, perhatikan dengan cermat dan teliti link tersebut. Pastikan link URL tersebut tidak mencurigakan dan mengarahkan Anda ke situs atau website berbahaya.
Kalau Anda mendapatkan tawaran yang terlihat bagus. Sebagai contoh promosi atau diskon yang terlihat menguntungkan untuk Anda, jangan langsung mempercayainya. Justru yang diinginkan pelaku adalah korban tergiur dengan iming-iming tersebut.
Biasanya layanan email saat ini menyediakan layanan tambahan untuk memproteksi alamat email Anda. Misalnya saja layanan untuk mendeteksi phishing atau filtrasi spam message.
Selalu update sistem operasi perangkat lunak Anda atau aplikasi-aplikasi tertentu. Apalagi aplikasi perbankan dan finansial lainnya seperti e-wallet. Pastikan perangkat lunak atau aplikasi finansial tersebut sudah menggunakan sistem terbaru sehingga keamanan aplikasi dan perangkat Anda semakin baik setiap tahunnya.
Setiap ada informasi sensitif, sebaiknya lakukan verifikasi terlebih dulu ke pihak terpercaya. Bagi nasabah Bank Mega Syariah yang mendapatkan pesan promo, diskon atau hadiah menarik lainnya. Namun khawatir konten tersebut merupakan konten baiting, Anda bisa memverifikasi hadiah atau layanan cuma-cuma tersebut ke kontak Mega Syariah Call di nomor 021 - 2985 2222 atau melalui alamat email customercare@megasyariah.co.id.
Untuk menjaga keamanan data finansial perbankan dan digital nasabahnya, Bank Mega Syariah melengkapi aplikasi mobile banking M-Syariah dengan keamanan password, PIN dan kode OTP.
Kemudian tersedia juga sistem keamanan biometrik seperti fingerprint dan face ID atau deteksi wajah. Dengan sistem keamanan yang personalisasi ini semakin meyakinkan nasabah bahwa data finansial perbankan dan digitalnya aman dan tidak mudah dicuri oleh orang lain.
Setelah mengetahui metode penipuan baiting ini dan dampaknya terhadap kondisi finansial Anda, kini Anda semakin aware terhadap berbagai tindak penipuan yang merugikan.
Yuk, bijak memilih aplikasi mobile banking!
Bagikan Berita