Inflasi: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
26 September 2024 | Tim Bank Mega Syariah
Inflasi adalah salah satu fenomena ekonomi yang paling sering dibahas, karena dampaknya dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Inflasi mempengaruhi daya beli, harga barang dan jasa, serta stabilitas ekonomi suatu negara.
Umumnya inflasi disebabkan karena peredaran uang tunai meningkat namun daya beli masyarakat menurun dari tahun sebelumnya.
Berikut ini penjelasan selengkapnya mengenai definisi inflasi, parameter yang memengaruhi inflasi, penyebab hingga tips menghadapinya.
Apa Itu Inflasi?
Secara sederhana, inflasi adalah peningkatan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu.
Melansir dari situs resmi Bank Indonesia (BI), inflasi terjadi ketika kenaikan harga berlaku secara meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Jadi, jika hanya satu atau dua barang saja yang naik, tidak dapat disebut inflasi.
Ketika inflasi terjadi, daya beli masyarakat menurun, karena nilai mata uang menurun. Artinya, jumlah uang yang sama tidak lagi mampu membeli barang atau jasa dalam jumlah yang sama seperti sebelumnya.
Inflasi diukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang sering dikonsumsi masyarakat. Ada sejumlah parameter yang dapat menentukan kondisi inflasi, diantaranya:
Kelompok makanan, minuman dan tembakau
Kelompok air, listrik, perumahan, dan bahan bakar rumah tangga
Kelompok kesehatan
Kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan
Kelompok pendidikan
Kelompok pakaian dan alas kaki
Kelompok transportasi
Kelompok peralatan, perlengkapan dan pemeliharaan rumah tangga yang dilakukan rutin
Kelompok olahraga, budaya dan rekreasi
Kelompok penyediaan makanan dan minuman restoran
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya
Penyebab Terjadinya Inflasi
Inflasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor utama, di antaranya:
1. Jumlah Permintaan Produk dan Jasa Meningkat
Penyebab inflasi yang pertama karena adanya permintaan terhadap produk atau jasa yang meningkat. Kondisi ini terjadi ketika permintaan terhadap barang dan jasa meningkat lebih cepat daripada kemampuan produsen untuk menyediakannya.
Ketika permintaan tinggi, produsen cenderung menaikkan harga, yang menyebabkan inflasi.
2. Biaya Produksi Meningkat
Biaya operasional dan produksi yang meningkat menjadi penyebab lain kenapa terjadi inflasi. Kondisi ini disebut inflasi dorongan biaya (Cost-Push Inflation) di mana terjadi kenaikan biaya produksi, seperti bahan baku, upah tenaga kerja, atau harga energi.
Kenaikan biaya-biaya ini membuat produsen menaikkan harga produk agar tetap mendapatkan keuntungan.
3. Peredaran Uang Meningkat
Ketika suatu negara mengalami peredaran uang meningkat, maka daya beli terhadap produk atau jasa ikut meningkat.
Inflasi ini terjadi karena ekspansi moneter ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat terlalu banyak, tanpa diimbangi oleh peningkatan produksi barang dan jasa. Hal tersebut menyebabkan nilai mata uang menurun, dan harga barang cenderung naik.
4. Inflasi Impor
Kenaikan harga barang imporjuga dapat memicu inflasi, terutama di negara yang sangat bergantung pada impor bahan baku atau barang jadi. Jika biaya impor meningkat, harga barang di dalam negeri juga akan ikut naik.
5. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Negara Defisit
Setiap tahunnya, negara merancang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) untuk memenuhi kebutuhan bangsa dan negara. Akan tetapi, saat perencanaan tersebut meleset dan mengalami defisit, maka kondisi ini bisa menjadi penyebab inflasi.
Terjadi persoalan struktural ekonomi yang menciptakan kesenjangan antara kemampuan dan keinginan dalam membangun negara.
6. Terjadi Krisis Moneter
Ketika menjadi krisis moneter, maka sudah bisa dipastikan terjadinya inflasi. Sebagai contoh dampak krisis moneter, saat depresiasi nilai tukar mata uang sehingga barang-barang impor lebih mahal.
Contoh lainnya saat terjadi krisis di industri perbankan. Seluruh lembaga dan perusahaan perbankan akan mengalami persoalan pembiayaan untuk masyarakat sehingga menghambat kegiatan perekonomian.
Dampak Inflasi
Inflasi memiliki berbagai dampak bagi ekonomi suatu negara, baik dampak positif maupun negatif, tergantung pada tingkat keparahannya. Berikut ini penjelasannya:
Penurunan Daya Beli
Dampak paling nyata dari inflasi adalah penurunan daya beli masyarakat. Ketika harga barang dan jasa naik, orang-orang harus membayar lebih untuk mendapatkan barang yang sama, sehingga mereka membeli lebih sedikit.
Ketidakpastian Ekonomi
Inflasi yang tinggi menciptakan ketidakpastian di kalangan pelaku bisnis dan investor. Mereka menjadi ragu untuk berinvestasi atau melakukan ekspansi usaha karena ketidakpastian harga di masa depan.
Dampak pada Tabungan dan Investasi
Dampak berikutnya dari inflasi adalah menggerusnya nilai riil tabungan dan investasi. Uang yang disimpan di bank tanpa mendapat bunga yang cukup besar untuk mengimbangi inflasi akan kehilangan nilainya seiring waktu.
Kenaikan Upah dan Biaya Produksi
Untuk menjaga daya beli, pekerja seringkali menuntut kenaikan upah. Namun, kenaikan upah juga berarti kenaikan biaya produksi bagi perusahaan, yang kemudian dapat menyebabkan kenaikan harga barang lebih lanjut.
Redistribusi Pendapatan
Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan. Orang dengan pendapatan tetap, seperti pensiunan, akan lebih merasakan dampaknya karena penghasilan mereka tidak menyesuaikan dengan kenaikan harga barang.
Tips Menghadapi Inflasi Setiap Tahunnya
Menghadapi inflasi tidak hanya menjadi tugas pemerintah dan para ahli ekonomi, tetapi juga memerlukan tindakan dari setiap individu.
Ketika harga barang dan jasa naik, penting bagi kita untuk mengelola keuangan pribadi dengan lebih bijaksana agar daya beli tetap terjaga. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi inflasi sebagai individu:
1. Mengelola Pos Keuangan
Kemampuan mengatur dan mengelola keuangan dengan benar dan tepat menjadi langkah paling efektif untuk menghadapi inflasi.
Buatlah anggaran bulanan yang jelas membantu memastikan pengeluaran Anda tetap terkendali. Prioritaskan kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan kesehatan.
Kemudian berani menunda membeli barang atau jasa tertentu bila belum terlalu mendesak atau barang dan jasa yang bersifat konsumtif. Jangan lupa untuk menyisihkan uang untuk dana darurat dan investasi.
2. Memiliki Pendapatan Tambahan
Salah satu cara untuk mengatasi inflasi adalah dengan meningkatkan penghasilan. Anda bisa melakukannya dengan cara menambah keterampilan atau mencari pekerjaan sampingan.
Mulailah mencari pekerjaan paruh waktu atau freelancer sesuai kemampuan Anda atau membuka bisnis kecil-kecilan. Jangan lupa untuk meningkatkan keterampilan agar membuka peluang untuk mendapatkan promosi atau pekerjaan dengan gaji lebih tinggi.
3. Mempersiapkan Dana Darurat
Setiap orang dewasa yang sudah bekerja dan mencukupi kebutuhan diri sendiri perlu untuk mempersiapkan dana darurat. Dana darurat tentu berbeda dengan dana tabungan.
Apalagi bila Anda sudah memiliki pasangan dan anak, mempersiapkan dana darurat menjadi hal wajib yang perlu dilakukan untuk menghadapi konsekuensi kondisi yang belum pasti di masa depan.
5. Mengelola Utang dengan Bijaksana
Jika Anda memiliki utang, pastikan untuk mengelolanya dengan baik. Di masa inflasi, suku bunga bisa meningkat, yang berarti beban utang Anda bisa menjadi lebih berat.
Prioritaskan untuk melunasi utang dengan suku bunga tinggi terlebih dahulu agar tidak terjebak dalam beban bunga yang terus meningkat. Jangan menambah utang baru jika tidak perlu dan bayarlah bayar utang secara tepat waktu untuk menghindari denda.
6. Lindungi Diri dengan Asuransi
Inflasi bisa meningkatkan biaya kesehatan dan kebutuhan lainnya. Dengan memiliki asuransi kesehatan atau asuransi lainnya, Anda bisa melindungi diri dari kenaikan biaya tak terduga. Asuransi membantu mengurangi risiko finansial yang diakibatkan oleh penyakit atau kejadian tak terduga lainnya.
Pertimbangkan asuransi kesehatan, jiwa, dan properti yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Evaluasi polis asuransi Anda secara berkala untuk memastikan cakupannya masih memadai.
7. Investasi Sesuai Profil Risiko
Salah satu cara terbaik untuk melawan inflasi adalah dengan menginvestasikan sebagian uang Anda. Menabung di rekening tabungan biasa mungkin tidak memberikan bunga yang cukup untuk mengimbangi kenaikan harga.
Oleh karena itu, carilah instrumen investasi yang bisa memberi hasil lebih tinggi, seperti reksa dana, obligasi, atau saham..
Investasi jangka panjang cenderung memberikan hasil yang lebih baik daripada sekadar menyimpan uang. Tetapi, pastikan pilih investasi yang cocok dengan profil risiko Anda. Selain itu lakukan diversifikasi portofolio agar risiko tersebar.
Temukan berbagai produk investasi, seperti Reksa Dana Syariah, Deposito Berkah Digital, hingga sukuk wakaf, di Bank Mega Syariah. Penempatan dana yang tepat, membantu Anda mengembangkan dana dengan cara yang berkah dan halal agar lebih siap menghadapi inflasi.
Untuk informasi selengkapnya mengenai produk simpanan dan investasi syariah, silakan hubungi Mega Syariah Call di nomor 021 - 2985 2222 atau mengunjungi website resminya.
Yuk, hadapi inflasi dengan percaya diri!