26 September 2025 | Tim Bank Mega Syariah
Penyakit tak kasat mata yang sulit terdeteksi oleh diagnosis medis disebut penyakit ain dalam Islam. Penyakit ain berkaitan dengan kondisi supranatural yang dimiliki oleh dialami sebagian orang.
Penyakit ain itu apa? Lazimnya orang berpendapat bahwa penyakit ain disebabkan oleh pandangan mata saat melihat orang, kemudian diikuti dengan rasa kagum, rasa iri ataupun rasa dengki.
Adakah cara untuk mengobati ataupun menghindari efek negatif dari penyakit ain? Mari simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Mengutip dari situs NU Online, ‘ain atau ain adalah bentuk kekuatan supranatural, yang menjadi ciri-ciri ajaran ahlussunnah wal jama’ah.
Dalam satu riwayat hadits disebutkan, Rasulullah SAW bersabda, “Ain itu nyata (haq), kalau saja ada sesuatu yang mendahului takdir, niscaya ‘ain akan mendahuluinya,” (HR. Muslim).
Menurut Syekh Ibnu Hajar al-’Asqalany dalam kitab Fath al-Bari, penyakit ain adalah pandangan takjub atau kagum yang diikuti rasa iri dengki dari seseorang dengan tabiat buruk sehingga mengakibatkan bahaya untuk orang yang dilihatnya.
Sementara menurut Al-Munawi dalam kitab Faid al-Qadir, penyakit ain adalah pandangan terhadap sesuatu dalam keadaan lalai dengan rasa kagum kepadanya atau rasa dengki tanpa disertai berzikir kepada Allah SWT.
Berdasarkan pemahaman kedua ulama di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ada dua jenis orang pandangan ain. Pandangan yang pertama, orang dengan pandangan ain adalah orang yang memiliki kebiasaan berprasangka buruk di dalam hati, terutama rasa iri, dengki dan ingin mencelakai orang yang dipandangnya.
Sedangkan pandangan yang kedua, orang dengan pandangan ain merupakan orang yang memandang orang lain dengan rasa kagum dan takjub namun tidak sengaja timbul rasa dengki. Sayangnya pandangan tersebut tidak diikuti dengan berzikir kepada Allah SWT.
Menurut pendakwah Aa Gym, dalam website Daarut Tauhid, penyebab penyakit ain di antaranya:
Rasa dengki yang timbul ketika melihat orang lain.
Rasa kagum ketika melihat orang lain namun tidak diikuti ucapan zikir kepada Allah SWT.
Perilaku suka memamerkan kelebihan atau rasa ingin dipuji oleh orang yang melihatnya.
Lebih spesifik lagi, perilaku suka menunjukkan kebahagiaan atau kesedihan di media sosial.
Kurangnya kebiasaan berzikir pagi petang sehingga tidak mendapatkan perlindungan.
Berikut ini ciri-ciri Anda sedang terkena penyakit ain, yaitu:
Merasakan sakit mendadak tanpa gejala dan tidak diketahui penyebab medisnya.
Perubahan suasana hati secara drastis, misalnya di pagi hari bahagia lalu di siang hari tiba-tiba gelisah.
Kondisi fisik semakin lama semakin melemah, penurunan energi secara mendadak tanpa alasan yang pasti.
Gangguan aktivitas sehari-hari sehingga sulit melakukannya dengan normal.
Sering mengalami mimpi buruk atau merasa ketakutan tanpa alasan yang jelas.
Mengalami beberapa perubahan fisik seperti ruam kulit.
Menderita penyakit berulang kali dan selalu tidak terdeteksi atau terdiagnosis secara medis.
Cukup sulit mengetahui apakah pandangan Anda kepada orang lain termasuk ain atau bukan. Apalagi salah satu ulama di atas mengatakan bahwa pandangan ain bisa dalam bentuk pandangan kagum terhadap orang tersebut.
Di sisi lain, rasanya cukup memilukan bila tatapan Anda akan menimbulkan bencana untuk orang lain. Oleh karena itu, terapkan tiga cara ini untuk menjaga diri sendiri agar tidak memberikan dampak penyakit ain kepada orang yang Anda lihat.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang dari kalian melihat pada diri saudaranya sesuatu yang menakjubkan maka doakanlah keberkahan baginya, karena ain itu benar adanya,” (HR. An-Nasa’i).
Jadi, pada saat melihat orang lain yang membuat Anda merasa kagum dan takjub segera lafalkan, “MasyaAllah la quwwata illa billah” atau “Allahumma baarik”.
Lebih selektif dalam melihat posting-an orang lain atau mengunggah konten di akun media sosial Anda. Walaupun orang lain tidak berniat membuat Anda iri hati atau takjub akan posting-an tersebut, akan tetapi secara tidak sadar peluang Anda merasa takjub atau iri hati masih tetap ada.
Memilih jenis konten yang bisa Anda lihat. Ikuti banyak akun media sosial yang mengunggah konten tentang agama atau memicu rasa syukur agar semakin terlatih dan terus terbiasa melihat dan mengucapkan hal-hal baik.
Efek seseorang terkena penyakit ain cukup beragam, mulai dari menderita penyakit yang sulit terdeteksi secara medis, celaka hingga bisa menyebabkan kematian. Supaya terhindar dari dampak penyakit ain tersebut, berikut ini caranya.
Mengutip dari situs NU Online, berikut ini salah satu doa Rasulullah SAW untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT atas penyakit ain:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
Artinya: Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua Setan, Binatang yang beracun dan ‘Ain yang menyakitkan. (HR al-Bukhari).
Ketika ingin memuji fisik orang yang baru saja Anda lihat, jangan lupa untuk memohon keberkahan Allah SWT melalui zikir. Dengan begitu, Anda tetap bisa memuji orang lain tapi diikuti memohon keberkahan Allah SWT.
Di tahap tertentu bila dirasa efek penyakit ain mulai sedikit terlihat tingkat keparahannya, maka segera lakukan ruqyah mandiri. Nabi Muhammad SAW mengajarkan umat Islam untuk menyembuhkan penyakit ain dengan cara melakukan ruqyah mandiri.
Allah SWT berfirman, “Jika Allah menimpakan kemudaratan kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia; dan jika Dia memberikan kebaikan kepadamu, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu,” (QS. Al-An’am : 17).
Langkah yang tak kalah pentingnya yakni memperbanyak sedekah dan infak guna menolak bala dalam bentuk penyakit ain. Dalam suatu hadits riwayat tertulis:
“Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah. Obatilah penyakitmu dengan sedekah. Sedekah itu sesuatu yang ajaib. Sedekah menolak 70 macam bala dan bencana, dan yang paling ringan adalah penyakit kusta dan sopak (vitiligo).” (HR. At-Thabrani).
Segera tunaikan sedekah dan infak Anda melalui fitur Donasi dan Amal melalui aplikasi M-Syariah melalui aplikasi M-Syariah. Bahkan, nasabah Bank Mega Syariah bisa menunaikan kewajiban finansial lainnya seperti zakat, wakaf, hingga menabung dan berinvestasi dengan prinsip syariah.
Yuk, download aplikasi M-Syariah!
Bagikan Berita