26 Maret 2024 | Tim Bank Mega Syariah
Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki kedudukan yang sangat mulia dalam agama Islam. Dalam menjalankan ibadah haji, terdapat serangkaian tata cara yang harus dipatuhi, yang dikenal sebagai rukun haji.
Rukun haji adalah landasan ibadah yang harus dipatuhi dengan penuh kesungguhan dan ketakwaan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci mengenai apa saja rukun haji yang harus dilaksanakan oleh para jemaah dan syarat-syarat lengkapnya:
Sebelum menjalankan ibadah haji, sebaiknya Anda memahami urutan rukun haji yang benar. Berikut ini penjelasannya:
Ihram adalah rukun paling mendasar sebelum melaksanakan ibadah haji. Ihram diartikan sebagai niat yang menyatakan kesungguhan seseorang untuk memulai ibadah haji dengan mengenakan kain ihram.
Niat berihram ini dilakukan dengan mengambil miqat di tempat-tempat yang telah ditentukan, yang kemudian diikuti dengan pelaksanaan salat sunnah dua rakaat. Setelah berihram, para jemaah haji harus mematuhi serangkaian larangan, seperti larangan menggunakan wewangian, memotong kuku dan rambut, mengadakan akad nikah, serta berhubungan suami-istri.
Namun tidak boleh sembarangan dalam melafalkan miqat. Umat Islam perlu memperhatikan waktu (miqat zamani) dan tempat pelafalannya (miqat makani). Waktu pelafalan niat dilaksanakan di bulan Syawal, Dzulqa’dah dan di awal Dzulhijjah.
Niat haji yang bisa dilafalkan adalah sebagai berikut:
“Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi taala”
Artinya: “Aku berniat haji dengan berihram karena Allah Taala.”
Sedangkan berdasarkan tempatnya, menurut buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah yang diterbitkan Kementerian Agama miqat makani dilaksanakan sesuai gelombang pemberangkatan. Berikut ini tempat-tempatnya, antara lain:
Gelombang pertama melaksanakan miqat dimulai dari Dzulhulaifah atau Bir Ali
Gelombang kedua melaksanakan miqat saat berada di pesawat yang sedang terbang di sepanjang garis sejajar Qarnul Manazil atau yang dikenal dengan Bandara King Abdul Azis Jeddah
Setelah melafalkan niat tersebut, Anda dianjurkan segera mandi, lalu menggunakan wewangian dilanjut dengan shalat dua rakaat dan memakai pakaian ihram.
Sementara untuk pakaian ihram juga memiliki ketentuan. Jamaah wanita menggunakan pakaian biasa yang menutup aurat berwarna putih. Sementara untuk jamaah pria menggunakan dua kain putih yang digabungkan lalu dililitkan mulai dari pinggang sampai bawah lutut. Kemudian disampirkan di bahu kiri.
Rukun haji kedua adalah wukuf di Arafah. Ini merupakan puncak dari seluruh prosesi ritual ibadah haji. Pada 9 Dzulhijjah, para jemaah berdiam diri di padang tanah Arafah mulai dari tergelincirnya matahari hingga waktu subuh di tanggal 10 Dzulhijjah.
Secara spesifik waktunya tak ada batasan. Artinya para jamaah bisa melakukan wukuf di siang hari, sore ataupun malam hari hingga menjelang subuh.
Selama wukuf, para jemaah dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, tahlil, istighfar, shalawat, membaca Aquran, dan berdoa.
Setelah melakukan wukuf, kemudian jamaah melanjutkan perjalanan menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan thawaf ifadhah. Ibadah thawaf ifadhah merupakan ibadah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Di mulai dari arah Hajar Aswad dengan posisi Ka’bah berada di bagian kiri jamaah haji.
Mengutip dari website NU Jabar ada waktu-waktu utama untuk melaksanakan thawaf. Pertama di tanggal 10 Dzulhijjah di mana jamaah telah melempar jumrah aqabah dan tahallul.
Kemudian sesudah tengah malam di tanggal 10 Dzulhijjah atau melaksanakan thawaf di waktu subuh atau saat terbit fajar di tanggal 10 Dzulhijjah.
Kendati demikian, tidak ada aturan yang membatasi ibadah thawaf. Hanya saja sebaiknya thawaf dilaksanakan sebelum hari tasyriq berakhir yakni sekitar tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Rukun haji keempat adalah Sai, yaitu berjalan mulai dari bukit Safa ke bukit Marwah sebanyak tujuh kali perjalanan. Perjalanan dimulai dari Bukit Shafa dan diakhiri di Bukit Marwah.
Ibadah ini mengenang perjuangan Hajar, ibu Isma'il, dalam mencari air di padang pasir. Para jemaah yang melakukan Sai disunnahkan untuk suci dari hadas kecil dan hadas besar.
Setelah menyelesaikan Sai, rukun haji yang harus dilakukan selanjutnya adalah tahallul atau memotong rambut. Tak sekadar memotong rambut, tahallul menjadi tanda selesainya rangkaian ibadah haji.
Ini dilakukan dengan mencukur rambut hingga gundul atau memotong sebagian rambut. Umumnya tahallul dilakukan minimal setelah lewat dari tanggal 10 Dzulhijjah.
Rukun haji yang terakhir adalah tertib, yaitu melaksanakan rukun haji secara berurutan mulai dari ihram hingga tahallul. Jemaah yang tidak melaksanakan rukun haji dengan tertib, baik karena melalaikan salah satu dari rukun tersebut atau tidak menjalankan rangkaian ibadah dengan urutan yang benar, maka ibadah hajinya dianggap tidak sah.
Rukun haji adalah landasan utama bagi para jemaah dalam menjalankan ibadah haji. Dengan memahami dan melaksanakan keenam rukun ini dengan sungguh-sungguh dan penuh kekhusyukan, diharapkan ibadah haji akan menjadi lebih bermakna dan diterima di sisi Allah SWT.
Namun, tak hanya menjalankan rukunnya, Anda juga harus memahami syarat sah ibadah haji, yaitu:
Jamaah beragama Islam
Jamaah telah baligh
Jamaah memiliki akal sehat
Jamaah telah merdeka
Jamaah memiliki bekal atau finansial yang cukup untuk berhaji
Jamaah telah memasuki waktu berhaji
Jamaah memiliki akses dan fasilitas akomodasi
Jamaah dinyatakan mampu dan sanggup untuk beribadah haji
Di dalam ibadah haji terdapat juga yang disebut sebagai wajib haji, yang memiliki perbedaan dengan rukun haji. Wajib haji adalah serangkaian kewajiban yang harus dipenuhi oleh jemaah haji dalam rangka melengkapi ibadah haji mereka.
Namun, berbeda dengan rukun haji yang harus dilaksanakan untuk menjalankan haji yang sah, wajib haji dapat ditebus dengan membayar dam atau denda, asalkan terpaksa meninggalkannya karena alasan tertentu.
Berikut ini beberapa wajib haji:
Mabit di Muzdalifah
Lempar jumrah Aqabah sebanyak 7 kali
Melempar tiga jumrah di hari tasyrik, yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah
Mabit pada malam Tasyrik, yaitu malam tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Ihram dari miqat
Tawaf Wada, yaitu tawaf terakhir yang dilakukan sebelum meninggalkan Makkah setelah menyelesaikan ibadah haji.
Itulah informasi seputar rukun haji yang dapat disampaikan. Setelah memahaminya, maka melakukan ibadah haji adalah wajib bagi yang mampu secara materi dan fisik.
Lakukan persiapan sedini mungkin salah satunya dengan mulai membuka tabungan haji sejak dini. Tabungan haji dapat membantu Anda lebih disiplin dalam mengatur pengeluaran sehingga dapat berangkat lebih cepat.
Bank Mega Syariah menawarkan produk simpanan Tabungan Haji iB untuk anak-anak dan dewasa. Keuntungan yang akan didapatkan calon jamaah haji beberapa di antaranya akadnya menggunakan prinsip syariah yaitu Mudharabah Mutlaqah.
Bahkan, kini Anda dapat merasakan kemudahan membuka tabungan haji secara online dalam genggaman melalui aplikasi M-Syariah. Cukup lakukan pendaftaran secara online, Anda sudah bisa memulai setoran secara rutin di M-Syariah.
Bagikan Berita