20 Oktober 2025 | Tim Bank Mega Syariah
Banyak yang salah persepsi dan mengatakan KOL influencer adalah dua hal yang sama, padahal kenyataannya berbeda. Perbedaan KOL dan influencer cukup signifikan, termasuk media yang digunakannya untuk memengaruhi para pengikut.
Manakah yang bisa menghasilkan keuntungan lebih besar dari segi bisnis? Mari ketahui definisi kedua istilah tersebut dan kenali apa saja perbedaan KOL dan influencer berikut ini.
Sebelum mengetahui perbedaan KOL dan influencer, sebaiknya ketahui dulu definisi dari masing-masing opinion leader marketing ini supaya Anda mengetahui secara garis besar peran KOL dan influencer dalam strategi marketing bisnis.
Istilah influencer sudah lebih dulu populer daripada KOL (key opinion leader). Influencer adalah seseorang yang berusaha membangun reputasi diri sendiri sehingga memiliki jumlah pengikutnya besar di media sosial dan berhasil memengaruhi orang lain untuk melakukan tindakan tertentu.
Caranya memengaruhi orang lain tidak begitu saja terjadi, itulah mengapa untuk menjadi influencer Anda perlu memahami bagaimana caranya mengembangkan reputasi diri sendiri terhadap topik atau bidang tertentu.
Beberapa caranya bisa melalui interaksi bersama audiens, mengikuti tren hingga menjadi tren itu sendiri, ataupun berbagai informasi dan pengetahuan tentang bidang tertentu. Umumnya para influencer dipercaya karena pengalamannya terhadap hal-hal tertentu dan berpendapat jujur terhadap hal tersebut.
Sebagai contoh influencer beauty yang sudah berpengalaman menghadapi persoalan kulit wajah sampai akhirnya berhasil memahami skincare atau make up untuk diri sendiri. Berangkat dari pengalamannya tersebut maka pengikutnya beranggapan bahwa setiap pendapat dari influencer beauty tersebut jujur dan patut untuk diikuti.
Berkembangnya teknologi dan sistem digitalisasi, ternyata cukup mudah untuk menjadi seorang influencer. Karenanya para ahli atau tokoh publik seperti aktor atau aktris hingga dokter mulai peruntungan menjadi seorang influencer.
Mereka yang berangkat dari skill atau keahlian akan bidang tertentu untuk menjadi seorang influencer ternyata disebut key opinion leader atau KOL. Audiens dan pengikutnya lebih spesifik menyasar target tertentu.
Meskipun sering kali jumlah pengikut atau engagement para KOL lebih rendah daripada influencer, akan tetapi dari sisi marketing justru mempermudah pemilik brand menentukan KOL mana yang tepat sebagai wajah perusahaan.
Pasalnya para audiens atau pengikut KOL adalah orang yang benar-benar aware atau menaruh perhatian besar terhadap bidang tersebut.
Katakan para tokoh publik yang hijrah dan membagikan kisah serta pengalamannya dalam menuntut ilmu agama bisa diklasifikasikan sebagai KOL keagamaan.
Lembaga keuangan syariah atau produk syariah bisa mempercayakan para KOL bidang keagamaan tersebut untuk memengaruhi para pengikutnya yang memiliki interest sama untuk belajar merubah diri menjadi lebih baik dari sisi keagamaan.
Bisa dikatakan kredibilitas KOL lebih terjamin sebab lebih dari sekadar pengalaman, mereka berangkat dari skill, keahlian, dan ilmu untuk membangun reputasi dan memengaruhi para pengikutnya.
Melihat pengertian influencer dan KOL di atas sedikit paham memudahkan Anda untuk tahu bahwa ternyata kedua profesi tersebut ada bedanya. Berikut ini perbedaannya.
Perbedaan yang paling mencolok antara influencer dan KOL adalah media yang digunakan untuk menjangkau audiens. Influencer hanya menggunakan media sosial seperti Instagram, TikTok, YouTube, Facebook dan platform online lainnya untuk menjangkau audiens.
Para influencer tersebut menarik perhatian para audiens dengan membagikan pengalamannya atau kehidupan sehari-hari sehingga audiens tertarik sampai terjalinnya interaksi dan komunikasi antar keduanya.
Sementara media yang digunakan KOL untuk berinteraksi dengan audiens bukan hanya melalui media sosial saja, melainkan juga dari media dan sarana lainnya seperti tampil di televisi atau radio.
KOL juga kerap membagikan pengetahuan dan keilmuannya melalui aktivitas seminar atau workshop langsung di depan publik.
Baik influencer maupun KOL, keduanya mendapatkan kepercayaan dari audiens karena kredibilitas dan reputasi yang berhasil dibangunnya. Namun ternyata, dasar kredibilitas keduanya berbeda.
Kredibilitas influencer didapatkan dari interaksi dan komunikasi yang dibangun kepada para audiens. Cerita dan narasi berdasarkan pengalaman yang dibuat influencer dalam konten-kontennya membangun rasa kepercayaan para audiens.
Sebaliknya, KOL mengandalkan pengetahuan, keahlian, dan prestasi mereka sebagai seorang profesional untuk menciptakan hubungan bersama para audiens. Itu berarti, dasar kredibilitas KOL terletak pada keilmuan dan peran profesional yang sudah digeluti terlebih dulu.
Tak dipungkiri kemampuan berkomunikasi influencer jauh lebih baik daripada key opinion leader. Influencer dapat meramu dan menyatukan narasi dan tampilan visual menjadi konten yang lebih menarik sehingga audiens tergoda untuk melakukan hal-hal yang disarankan Influencer.
Sayangnya gaya berkomunikasi KOL tidak sesederhana para influencer. Sekalipun sering melakukan seminar atau workshop, namun tetap ada perbedaan komunikasi yang diucapkan KOL.
Belum lagi pekerjaan mereka sebagai seorang profesional pada bidang tertentu sehingga lebih banyak bacaan pengetahuan yang dibaca dan membentuk gaya interaksi dan komunikasi jadi lebih formal.
Namun ini bukanlah kekurangan. Justru brand atau perusahaan membutuhkan konten-konten dari KOL untuk mengedukasi audiens sehingga tergerak hatinya untuk menggunakan produk atau jasa mereka.
Pernahkah Anda melihat satu brand yang sama diperkenalkan oleh dua orang opinion leader dengan cara yang berbeda?
Katakanlah brand skincare, dari sisi influencer, mereka akan membagikan pengalamannya ketika mencoba produk skincare tersebut. Sementara dari segi KOL, mereka lebih fokus mengedukasi audiens dengan memberi tahu kandungan dari skincare tersebut dan jenis kulit seperti apa yang bisa menggunakan produk tersebut.
Begitulah perbedaan KOL dan influencer dalam menyajikan materi konten kepada audiens. Konsentrasi influencer akan materi konten dititikberatkan terhadap koneksi emosional yang kuat antara dirinya dengan audiens. Tak heran bila gaya berkomunikasi dan kontennya akan terlihat lebih ringan, gampang dicerna dan relatable.
Adapun fokus materi konten key opinion leader adalah kombinasi antara berbagai pengalaman dengan wawasan keilmuan atau hasil informasi tambahan seperti riset. Setiap konten akan memuat informasi lebih terperinci lagi sehingga audiens lebih paham tentang product knowledge dari brand tersebut.
Setelah mengetahui empat perbedaan KOL dan influencer di atas, maka sampai pada pembahasan terakhir yakni, mana yang lebih berpengaruh? Sebagai pemilik brand, pertimbangan ini sangat penting untuk menentukan jasa mana yang akan dipercaya untuk memperkenalkan produk atau jasa Anda.
Bisa dikatakan pengaruh influencer jauh lebih besar dan kuat, terutama di kalangan audiens umum yang minim literasi dan maunya instan. Mereka yang tidak mau mengedukasi diri sendiri akan pengetahuan bidang tertentu akan lebih mempercayai para influencer.
Dewasa ini, informasi lebih mudah tersebar melalui para influencer karena generasi muda lebih sering menghabiskan waktu scrolling media sosial.
Namun bukan berarti seluruh anak muda tersebut minim literasi. Setelah beberapa kali terpapar informasi dari bidang tertentu, mereka cenderung mencari akun media sosial seorang profesional yang bisa mengedukasi dirinya akan bidang tersebut.
Di sinilah peran KOL sangat berpengaruh. Di kalangan komunitas atau industri yang bersisian dengan keilmuan KOL, peran KOL cukup krusial untuk menjangkau audiens lebih spesifik lagi.
Bisa jadi Anda tak usah pusing untuk mendatangkan calon pelanggan atau pelanggan loyalitas baru sebab para KOL bisa menjangkau sekaligus mengedukasi mereka untuk menggunakan produk dan jasa Anda.
Media sosial sebagai platform pemasaran tak perlu diragukan lagi pengaruhnya. Hal tersebut sejalan dengan aktivitas digital marketing yang lebih dipilih daripada kegiatan marketing konvensional.
Untuk beriklan melalui influencer ataupun KOL, rupanya harganya cukup fantastis. Mengutip dari website Indonesia Creators Economy berikut ini harga endorse di tahun 2024 berdasarkan jumlah pengikut, yakni:
Micro influencer dengan jumlah pengikut 1.000 sampai 10.000 dibebankan harga Rp 100 ribu sampai Rp 500 ribu per posting-an.
Mid-tier influencer dengan jumlah pengikut 10.000 sampai 100.000 dibebankan harga Rp 500 ribu sampai Rp 2,5 juta per posting-an.
Macro influencer dengan jumlah pengikut 100.000 sampai 1.000.000 dibebankan harga Rp 2,5 juta sampai Rp 10 juta per posting-an.
Mega influencer dengan jumlah pengikut lebih dari 1.000.000 dibebankan harga sekitar Rp 10 juta sampai Rp 50 juta per posting-an.
Faktor yang memengaruhi harga endorse selain jumlah pengikut yakni engagement rate, niche atau bidang yang digeluti influencer, dan kualitas konten.
Jangan tergiur dengan satu kali posting-an sudah berhasil mendapatkan engagement rate yang tinggi. Sebab untuk menggapai audiens, perlu dilakukan beberapa pengenalan sehingga brand Anda terus menempel di pikiran mereka.
Oleh sebab itu, dianjurkan untuk melakukan endorse beberapa kali posting-an. Perihal biaya yang dibutuhkan cukup besar, andalkan saja Pembiayaan Modal Kerja Syariah dari Bank Mega Syariah.
Pembiayaan Modal Kerja ini menerapkan prinsip syariah dengan akad murabahah, musyarakah, dan mudharabah dengan sistem 2 pola pembiayaan yakni langsung ke Bank Mega Syariah ataupun melalui joint financing.
Selain nilai plafondnya tinggi, jangka waktunya fleksibel mulai dari 12 bulan. Jadi, Anda bisa memperkirakan kemampuan bisnis untuk membayar kembali pembiayaan modal kerja tersebut.
Untuk informasi selengkapnya silakan kunjungi website Bank Mega Syariah atau datang langsung ke kantor cabang bank terdekat.
Semoga usaha Anda semakin lancar dan berkah setelah memanfaatkan KOL dan influencer!
Bagikan Berita