12 Mei 2025 | Tim Bank Mega Syariah
Biopori diklaim menjadi salah satu solusi untuk mengatasi banjir, terutama di wilayah ibu kota yang kerap dilanda genangan saat musim hujan tiba. Permasalahan banjir memang sudah menjadi isu serius sejak lama, dan salah satu penyebab utamanya adalah minimnya lahan resapan air akibat alih fungsi lahan yang masif.
Di tengah keterbatasan ruang terbuka hijau, penerapan lubang biopori dianggap sebagai langkah praktis dan murah untuk memperbaiki daya serap tanah.
Konsep ini memanfaatkan aktivitas organisme tanah seperti cacing dan mikroorganisme untuk membentuk rongga alami, sehingga aliran air hujan tidak langsung mengalir ke saluran drainase melainkan meresap ke dalam tanah. Alhasil, potensi genangan bisa berkurang signifikan, dan cadangan air tanah pun ikut bertambah.
Biopori adalah lubang kecil di tanah yang membantu memperlancar aktivitas organisme seperti cacing, rayap, dan akar tanaman dalam menguraikan material organik. Prinsip ini kemudian diterapkan dalam teknologi Lubang Resapan Biopori (LRB), yaitu lubang vertikal berbentuk silinder yang biasanya diberi pelapis pipa plastik.
Berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, lubang ini dibuat tegak lurus ke tanah, berdiameter 10 hingga 30 cm, serta memiliki kedalaman sekitar 100 cm tanpa bersentuhan dengan muka air tanah dangkal.
Anda mungkin penasaran, apa saja manfaat dari biopori? Selain mudah diterapkan, lubang biopori menawarkan berbagai keuntungan yang berkaitan langsung dengan lingkungan, mulai dari mencegah banjir hingga menjaga kualitas tanah.
Berikut ini beberapa manfaat utama yang bisa Anda rasakan saat mulai menerapkannya di sekitar rumah atau lingkungan tempat tinggal Anda.
Lubang biopori membantu air hujan meresap lebih cepat ke dalam tanah. Hal ini berguna untuk mengurangi risiko banjir, menambah cadangan air tanah, serta menurunkan potensi erosi maupun tanah longsor.
Selain itu, genangan air yang menjadi tempat berkembangnya nyamuk pembawa penyakit seperti demam berdarah, malaria, hingga kaki gajah pun bisa dicegah karena air tidak lagi menggenang di permukaan.
Di kota besar seperti Jakarta, banjir kerap terjadi akibat curah hujan tinggi dan minimnya area resapan. Drainase yang buruk di kawasan padat penduduk juga memperparah kondisi ini.
Kehadiran lubang biopori membuat air hujan lebih mudah meresap ke dalam tanah. Bahkan, lubang ini mampu meningkatkan luas bidang serapan hingga puluhan kali lipat. Anda bisa membantu mengurangi genangan dan risiko banjir hanya dengan membuat lubang biopori di area sekitar rumah.
Sisa makanan seperti kulit buah dan sayuran bisa Anda manfaatkan dengan memasukkannya ke dalam lubang biopori. Sampah organik ini akan diurai oleh organisme tanah seperti cacing dan rayap, lalu berubah menjadi kompos alami yang bermanfaat bagi tanah.
Selain membantu menyuburkan tanah, proses ini juga mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke TPA. Anda pun terdorong untuk mulai memilah sampah rumah tangga menjadi organik dan anorganik, kebiasaan baik yang berdampak besar bagi lingkungan.
Lubang biopori turut berperan membuat tanah menjadi lebih gembur dan sehat karena meningkatkan sirkulasi udara dan air di dalam tanah. Aktivitas mikroorganisme yang mengurai sampah organik juga menghasilkan kompos alami, yang memperkaya unsur hara dan menunjang kesuburan tanah secara berkelanjutan.
Wilayah padat penduduk sering mengalami kekurangan cadangan air tanah karena minimnya air yang meresap ke dalam tanah. Keterbatasan ruang terbuka juga membuat proses penyerapan air berlangsung lambat.
Lubang biopori dapat menjadi solusi karena memungkinkan air hujan masuk langsung ke dalam tanah. Jumlah lubang yang lebih banyak akan memperbesar area resapan, sehingga tidak hanya menambah volume, tapi juga menjaga kualitas air tanah tetap baik di tengah tekanan pembangunan dan limbah.
Lubang biopori berperan dalam memperbaiki kualitas tanah sehingga menjadi lebih subur. Tanah yang subur tentu lebih mendukung pertumbuhan berbagai jenis tanaman.
Mulai dari tanaman liar seperti rumput, bayam duri, kitolod, hingga anting-anting, hingga tanaman hias yang sengaja ditanam oleh warga, semuanya dapat tumbuh lebih baik berkat kondisi tanah yang sehat.
Pencampuran sampah organik dan anorganik di satu wadah sering memicu bau menyengat. Gas metana dan hidrogen sulfida yang terbentuk dari pembusukan bisa berdampak buruk pada lapisan ozon.
Jika sampah organik dipisahkan dan dikelola dengan tepat, gas berbahaya tersebut tidak akan terbentuk. Kehadiran lubang biopori secara tidak langsung mendorong masyarakat untuk memilah sampah sekaligus membantu menjaga kualitas udara dan lingkungan.
Bank Mega Syariah merupakan salah satu contoh perusahaan perbankan syariah yang menunjukkan kepedulian nyata terhadap pelestarian lingkungan.
Komitmen ini tercermin dalam berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang tak hanya berfokus pada aspek ekonomi dan sosial, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan.
Melalui pendekatan berkelanjutan, Bank Mega Syariah membuktikan bahwa prinsip syariah dapat berjalan seiring dengan kepedulian terhadap bumi.
Salah satu bentuk nyata dari kepedulian tersebut terlihat pada Oktober 2022, ketika Bank Mega Syariah berkontribusi dalam upaya pengurangan emisi karbon melalui penanaman mangrove di pesisir Jakarta.
Kegiatan ini menjadi bagian dari program CSR yang bertujuan menjaga ekosistem pesisir sekaligus membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Penanaman mangrove tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga mendukung keberlangsungan hidup masyarakat pesisir dalam jangka panjang.
Bisa dikatakan bahwa selain memberikan solusi kepada masyarakat muslim yang resah dengan aktivitas perbankan yang rentan unsur non halal juga Bank Mega Syariah turut memberikan dampak positif nyata untuk lingkungan sekitar.
Bagikan Berita