13 Juni 2024 | Tim Bank Mega Syariah
Seluruh aktivitas sehari-hari yang kita jalani ternyata berpotensi meninggalkan jejak karbon. Mulai dari penggunaan kendaraan bermotor, pemakaian listrik di rumah, hingga konsumsi makanan.
Mengurangi jejak karbon adalah tanggung jawab bersama untuk menjaga bumi agar tetap layak huni bagi generasi mendatang. Setiap individu, perusahaan, dan pemerintah memiliki peran penting dalam upaya ini.
Lantas, bagaimana cara mengurangi jejak karbon? Mari simak penjelasan lengkapnya pada artikel berikut ini!
Jejak karbon, atau yang sering dikenal dengan istilah carbon footprint adalah jumlah total emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan oleh aktivitas manusia atau organisasi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Gas rumah kaca utama yang berkontribusi pada jejak karbon adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O).
Semakin banyak jejak karbon yang dihasilkan, maka akan semakin berdampak negatif bagi planet bumi. Akibatnya bisa memicu berkurangnya sumber air bersih, kekeringan, bencana alam, hingga cuaca ekstrim.
Kemudian, perubahan iklim akibat jejak karbon dapat memicu terjadinya perubahan produksi rantai makanan. Pada akhirnya, tanaman seperti padi maupun jenis lain yang biasa dikonsumsi pun akan sulit untuk tumbuh.
Berikut adalah beberapa penyebab utama jejak karbon:
Transportasi merupakan salah satu penyumbang terbesar emisi karbon. Penggunaan kendaraan bermotor, pesawat terbang, dan kapal laut yang menggunakan bahan bakar fosil seperti bensin, solar, atau gas menghasilkan jejak karbon yang signifikan.
Proses pembakaran bahan bakar ini menghasilkan emisi CO2. Semakin banyak kendaraan berbahan bakar fosil digunakan, semakin besar pelepasan jejak karbon ke udara.
Tahukah Anda bahwa penggunaan energi di rumah tangga dan industri juga berkontribusi terhadap jejak karbon? Pasalnya, kebanyakan sumber energi listrik masih berasal dari pembakaran bahan fosil pada pembangkit listrik.
Terlebih, penggunaan energi listrik untuk keperluan sehari-hari, seperti TV, AC, lampu, kulkas, mesin cuci, microwave, dan berbagai peralatan listrik lainnya, berbanding lurus dengan dihasilkannya gas emisi.
Selain itu, penyalahgunaan air juga berkontribusi terhadap jejak karbon. Diperlukan banyak energi untuk mengelola air bersih, yang masih didapat dari penggunaan energi fosil.
Proses produksi di pabrik dan manufaktur seringkali menghasilkan emisi GRK. Industri berat seperti pembuatan baja, semen, dan kimia memerlukan energi dalam jumlah besar dan menghasilkan emisi yang signifikan.
Selain itu, penggunaan bahan baku dan proses produksi yang tidak efisien meningkatkan jejak karbon industri.
Produksi makanan, terutama daging dan produk susu, menghasilkan emisi metana yang signifikan. Metana adalah gas rumah kaca yang jauh lebih kuat daripada CO2 dalam memerangkap panas di atmosfer.
Selain itu, jika daging tersebut didatangkan dari luar negeri, jejak karbonnya bertambah karena proses distribusinya yang panjang.
Pembuangan sampah di tempat pembuangan akhir menghasilkan emisi metana karena pembusukan bahan organik di lingkungan anaerob.
Selain itu, proses pengolahan limbah, baik padat maupun cair, juga berkontribusi terhadap emisi GRK.
Sebenarnya, masih banyak lagi faktor penyebab jejak karbon. Apalagi memang setiap produk yang kita beli memiliki jejak karbon yang terkait dengan bahan baku, proses produksi, transportasi, dan pembuangan.
Penggunaan produk sekali pakai dan barang impor dengan perjalanan yang panjang menambah emisi karbon.
Mengurangi jejak karbon adalah tanggung jawab bersama yang dapat dilakukan dengan berbagai cara:
Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, beralih ke transportasi umum. Anda juga bisa memilih kendaraan listrik.
Konsumsi produk hewani dan membeli produk lokal dengan tidak berlebihan. Hal tersebut untuk mengurangi emisi dari transportasi.
Beralih ke sumber energi yang lebih bersih seperti tenaga surya, angin, dan air.
Menggunakan peralatan yang hemat energi dan meningkatkan efisiensi energi di rumah dan industri.
Mendaur ulang dan mengurangi sampah maupun limbah untuk mengurangi emisi metana dari tempat pembuangan sampah.
Mari memulai untuk mengurangi jejak karbon dari diri sendiri. Dengan begitu, dampak negatif dari jejak karbon ini dapat berkurang.
Salah satu wujud tanggung jawab sosial perusahaan, Bank Mega Syariah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbonnya sendiri, termasuk penggunaan teknologi hemat energi di kantor pusat maupun cabang, untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Dengan langkah ini, tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memberikan contoh positif bagi sektor perbankan dan masyarakat luas.
Bagikan Berita