11 Oktober 2024 | Tim Bank Mega Syariah
Sholat hajat adalah salah satu amalan sunnah yang dilakukan ketika umat Islam ingin meminta sesuatu. Bacaan sholat hajat hampir serupa dengan sholat sunnah lainnya. Hanya saja niat sholat hajat dan bacaan doa setelah sholatnya berbeda.
Sholat sunnah hajat menjadi salah satu jalan untuk mencari solusi atas kesulitan dan kesempitan dunia yang sedang Anda jalani.
Lalu, bagaimana dan kapan waktu melaksanakan sholat hajat? Mari simak uraian selengkapnya mengenai niat sholat hajat, bacaan doa setelah sholat dan tata cara sholat hajat yang benar berikut ini!
Anjuran melaksanakan sholat hajat tertulis dalam hadits yang diriwayatkan Imam at-Tirmidzi. Dalam hadits tersebut, dari Abdullah bin Abu Aufa, Rasulullah SAW bersabda:
“Seseorang yang memiliki hajat (keinginan) kepada Allah atau kepada manusia, hendaklah dia berwudhu dengan menyempurnakan wudhunya, lalu melaksanakan sholat dua rakaat, memuji kepada Allah, membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW,” (HR. Tirmidzi).
Cara sholat sunnah hajat hampir mirip dengan sholat sunnah lainnya. Hanya saja di bagian pelafalan niat sholat hajat berbeda. Adapun niat sholat hajat sebagai berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatal ḫâjati rak‘ataini adâ‘an lillâhi ta‘âlâ
Artinya: Aku menyengaja sholat sunnah hajat dua rakaat tunai karena Allah SWT.”
Sholat Hajat adalah sholat sunnah yang dilakukan untuk memohon kepada Allah agar dikabulkan hajat atau kebutuhan tertentu. Berikut ini panduan lengkap mengenai jumlah rakaat, waktu terbaik, dan tata cara pelaksanaan sholat hajat.
Terdapat beberapa pandangan mengenai jumlah rakaat dalam sholat hajat, yaitu:
Minimal 2 Rakaat: Mayoritas ulama sepakat bahwa melaksanakan sholat hajat dengan dua rakaat sudah cukup.
12 Rakaat: Beberapa ulama menganjurkan melaksanakan sholat hajat sebanyak 12 rakaat, dengan salam setiap dua rakaat.
Dengan demikian, Anda bisa memilih jumlah rakaat sesuai dengan kemampuan, mulai dari dua rakaat hingga maksimal 12 rakaat.
Sholat hajat bisa dilaksanakan pada malam hari setelah sholat Isya hingga sebelum waktu subuh. Namun, waktu yang dianjurkan adalah sepertiga malam terakhir. Waktu ini dianggap waktu terbaik karena pada saat itu banyak doa yang mustajab.
Ada juga waktu-waktu yang dilarang untuk melaksanakan sholat hajat, yaitu:
Setelah subuh hingga matahari terbit.
Saat matahari terbit hingga 15 menit setelahnya.
Saat matahari tepat di atas kepala (tengah hari).
Setelah sholat ashar hingga matahari terbenam.
Saat matahari terbenam hingga benar-benar tenggelam sempurna.
Berikut tata cara sholat hajat yang dapat diikuti:
1. Membaca niat sholat hajat dalam hati sebanyak rakaat yang diinginkan.
2. Melaksanakan sholat
Rakaat Pertama: Setelah membaca Al-Fatihah, baca surat Al-Kafirun sebanyak tiga kali.
Rakaat Kedua: Setelah membaca Al-Fatihah, baca surat Al-Ikhlas sebanyak tiga kali.
3. Lakukan rukuk, sujud, dan gerakan sholat seperti sholat sunnah lainnya.
4. Setelah selesai, lanjutkan dengan membaca doa khusus yang dianjurkan dalam sholat hajat. Doa ini memohon agar Allah mengabulkan hajat atau kebutuhan yang diinginkan.
Sholat hajat adalah bentuk ikhtiar untuk meminta pertolongan dari Allah. Keutamaan sholat ini di antaranya adalah memberikan ketenangan hati, menambah kekuatan doa, dan meningkatkan tawakal kepada Allah.
Bagian yang cukup penting dalam sholat hajat adalah membaca shalawat dan berdoa untuk memohon hajat yang sedang ingin dicapai. Bersumber dari laman resmi Kementerian Agama Republik Indonesia, berikut ini doa yang dibaca setelah sholat hajat:
سُبْحَانَ الَّذِي لَبِسَ العِزَّ وَقَالَ بِهِ، سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ بِالمَجْدِ وَتَكَرَّمَ بِهِ، سُبْحَانَ ذِي العِزِّ وَالكَرَمِ، سُبْحَانَ ذِي الطَوْلِ أَسْأَلُكَ بِمَعَاقِدِ العِزِّ مِنْ عَرْشِكَ وَمُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْ كِتَابِكَ وَبِاسْمِكَ الأَعْظَمِ وَجَدِّكَ الأَعْلَى وَكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ العَامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بِرٌّ وَلَا فَاجِرٌ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Subḫânal-ladzî labisal-‘izza wa qâla bihi. Subḫânal-ladzî ta‘aththafa bil-majdi wa takarrama bihi. Subḫâna dzil-‘izzi wal-kirami, subḫâna dzith-thauli as’aluka bimu‘âqidil-‘izzi min ‘arsyika wa muntahar-raḫmati min kitâbika wa bismikal-a‘dhami wa jaddikal-a‘la wa kalimâtikat-tâmmâtil-‘âmmâtil-latî lâ yujâwizuhunna birrun wa lâ fâjirun an tushalliya ‘ala sayyidinâ Muḫammadin wa ‘ala âli sayyidinâ Muḫammadin.
Artinya: “Mahasuci Zat yang mengenakan keagungan dan berkata dengannya. Mahasuci Zat yang menaruh iba dan menjadi mulia karenanya. Mahasuci Zat pemilik keagungan dan kemuliaan. Mahasuci Zat pemilik karunia. Aku memohon kepada-Mu agar bershalawat untuk Sayyidina Muhammad dan keluarganya dengan garis-garis luar mulia Arasy-Mu, puncak rahmat kitab-Mu, dan dengan nama-Mu yang sangat agung, kemuliaan-Mu yang tinggi, kalimat-kalimat-Mu yang sempurna dan umum yang tidak dapat dilampaui oleh hamba yang taat dan durjana.”
Selanjutnya diikuti doa untuk Rasulullah SAW sesuai riwayat dari Hadits Imam Bukhari dan Muslim, di antaranya:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الحَلِيمُ الكَرِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ العَلِيُّ العَظِيْمُ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْمِ والحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Lâ ilaha illallâhul-ḫalîmul-karîmu, lâ ilaha illallâhul-‘aliyyul-adhîmu subḫânallâhi rabbil-‘arsyil-‘adhîmi wal-ḫamdulillâhi rabbil-‘alamîna.
Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah yang santun dan pemurah. Tiada Tuhan selain Allah yang maha tinggi dan agung. Mahasuci Allah, Tuhan Arasy yang megah. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.”
Kemudian membaca doa Rasulullah SAW sesuai riwayat hadits dari Imam at-Tirmidzi, antara lain:
Allâḫumma innî as’aluka mûjibâti raḫmatika, wa ‘azâ’ima maghfiratika, wal-ghanîmata min kulli birrin, was-salâmata min kulli itsmin lâ tada‘ lî dzanban illâ ghafartahu, wa lâ hamman illâ farrajtahu, wa lâ ḫâjatan hiya laka ridlan illâ qadlaitahâ yâ arḫamar-râḫimîna.
Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah yang maha lembut dan maha mulia. Maha suci Allah, penjaga Arasy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Aku mohon kepada-Mu bimbingan amal sesuai rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan perlindungan dari segala dosa. Janganlah Kau biarkan satu dosa tersisa padaku, tetapi ampunilah. Jangan juga Kau tinggalkanku dalam keadaan bimbang, karenanya bebaskanlah. Jangan pula Kau telantarkanku yang sedang berhajat sesuai ridha-Mu karena itu penuhilah hajatku. Hai Tuhan yang maha pengasih.”
Berdoa, berusaha, dan bertawakal adalah tiga prinsip utama dalam menggapai impian. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk senantiasa berikhtiar agar setiap langkah menuju cita-cita dipenuhi keberkahan.
Bank Mega Syariah hadir sebagai mitra perbankan yang mendukung nasabah dalam mencapai berbagai tujuan finansial sesuai dengan prinsip syariah, seperti rencana naik haji, umroh, dana pendidikan, hingga investasi.
Berikut ini beberapa produk yang bisa membantu Anda mewujudkan rencana finansial dengan cara yang halal.
Misalnya, Tabungan Haji dan tabungan rencana umroh yang didesain khusus bagi Anda yang ingin mempersiapkan ibadah haji dan umroh dengan nyaman dan aman. Dengan tabungan ini, Anda bisa mempersiapkan diri dari segi finansial tanpa rasa khawatir.
Lalu, produk investasi dari Bank Mega Syariah dirancang untuk memberikan nilai tambah pada tabungan nasabah sambil tetap mengikuti prinsip syariah. Anda bisa mengembangkan dana dengan tenang tanpa rasa khawatir akan unsur-unsur yang tidak halal.
Berbagai pilihan layanan ini dapat membantu Anda menggapai mimpi secara halal dan penuh berkah.
Gapai impian Anda bersama Bank Mega Syariah. Dengan usaha yang halal, impian yang berkah akan semakin dekat!
Bagikan Berita