Dianjurkan Saat Ramadan, Ini Keutamaan I’tikaf dan Caranya
22 Maret 2024 | Tim Bank Mega Syariah
I'tikaf adalah salah satu amalan yang dianjurkan di bulan Ramadan. Saat melakukan itikaf, umat muslim akan berdiam diri di masjid semalaman.
Ibadah i'tikaf dilakukan di 10 malam terakhir bulan Ramadan. Tujuannya untuk berharap mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Selain mengharapkan malam Lailatul Qadar, Anda melatih diri sendiri untuk memisahkan diri dari kehidupan masyarakat dan duniawi. Kemudian memfokuskan diri berinteraksi kepada Allah SWT.
Saat Ramadan ini, Bank Mega Syariah memiliki berbagai kegiatan yang mendukung aktivitas ibadah Anda, salah satunya Malam Bina & Taqwa di mana itikaf masuk sebagai rangkaian acaranya. Sebelum melakukannya, simak panduan i'tikaf di sini.
Dasar Hukum I'tikaf
Sebenarnya melakukan i'tikaf sepanjang bulan Ramadan sah-sah saja. Akan tetapi, di 10 malam terakhir memiliki keistimewaan khusus karena Anda sambil berlomba-lomba mencari malam Lailatul Qadar.
Dalam sebuah hadis disebutkan, Rasulullah SAW bersabda bahwa i'tikaf di 10 malam terakhir Ramadan seperti beri'tikaf bersama Beliau.
“Siapa yang ingin beri'tikaf bersamaku, maka beri'tikaf pada sepuluh malam terakhir.” (Hadits Ibnu Hibban).
Secara etimologi i'tikaf adalah kegiatan berdiam diri di masjid dengan niat khusus. Artinya niat antara umat muslim yang satu dengan yang lain bisa saja berbeda.
Sebagai contoh niat i'tikaf di antaranya ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT, ingin mendapatkan keistimewaan Lailatul Qadar, melakukan muhasabah diri, hingga berharap ridho dan rahmat dari Allah SWT.
Hukum amalan ini sunnah. Akan tetapi bila Anda menazarkan untuk beritikaf maka hukum amalannya menjadi fardhu.
Bagaimana untuk wanita, apakah boleh beri'tikaf? Dalam suatu riwayat menuliskan bahwa Nabi Muhammad SAW mengizinkan istrinya beri'tikaf.
Aisyah ra berkata yang artinya:
“Rasulullah SAW terbiasa melakukan i'tikaf di bulan Ramadan. Bila selesai dari shalat subuh, Beliau masuk ke tempat khusus i'tikaf untuknya. Dia (Yahya bin Sa’id) berkata: Kemudian Aisyah ra meminta izin untuk bisa beri'tikaf bersama Beliau, maka Beliau mengizinkannya.”
Kemudian Aisyah ra berkata bahwa:
“Nabi Muhammad SAW beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir di Ramadan hingga wafatnya, kemudian istri-istri Beliau pun beri'tikaf setelah kepergian Beliau.”
Dengan kata lain wanita diperbolehkan untuk beritikaf asalkan telah mendapatkan izin dari suaminya dan tidak menimbulkan fitnah. Apabila kedua hal tersebut atau salah satunya tidak ada maka hukumnya haram.
Keutamaan Itikaf
Adapun keutamaan melakukan i'tikaf selain mengejar malam Lailatul Qadar di antaranya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengharapkan pahala besar, menciptakan kebiasaan diri gemar beribadah, serta memproteksi diri dari godaan duniawi.
Simak penjelasannya:
1. Mendekatkan Diri kepada Allah SWT
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Barangsiapa yang beritikaf di masjidku, maka dia melakukannya karena mencari wajah Allah. Oleh karena itu, maka tidaklah boleh seseorang yang beritikaf keluar dari masjid kecuali untuk keperluan mendesak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Mengharapkan Pahala Berlipat Ganda
Meskipun secara etimologi definisi i'tikaf adalah berdiam diri di masjid. Akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak secara harfiah.
Beri'tikaf merupakan aktivitas ibadah yang dilakukan sepanjang malam di masjid. Jadi, selama di masjid, selain melaksanakan shalat sunnah Anda bisa berdoa, membaca Al-Quran, dan berzikir.
Dengan melaksanakan berbagai amalan sunnah tersebut telah menjadi upaya Anda untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berharap ganjaran pahala berlipat ganda.
3. Menciptakan Kebiasaan Gemar Beribadah
Rutin melakukan i'tikaf di bulan Ramadan dapat membantu menciptakan kebiasaan diri untuk gemar beribadah. Langkah Anda dalam beribadah jadi semakin ringan.
4. Memproteksi Diri dari Godaan Duniawi
Keutamaan i'tikaf yang terakhir yaitu menjaga diri dari godaan duniawi. Caranya dengan memisahkan diri sejenak dari kehidupan bermasyarakat.
Selain menjaga diri dari godaan duniawi, fokus Anda untuk meningkatkan kualitas beribadah semakin besar.
Rukun & Syarat Itikaf
Dalam beri'tikaf, ada rukun dan syarat yang perlu Anda perhatikan selama melaksanakan itikaf di masjid. Empat rukun dalam beri'tikaf di antaranya:
Setelah memperhatikan rukunnya, maka umat Islam yang beri'tikaf perlu memperhatikan syarat-syarat sah beritikaf, di antaranya sebagai berikut:
Orang yang beri'tikaf beragama Islam
Orang yang beri'tikaf memiliki akal sehat
Orang yang beri'tikaf tidak berhadas besar
Waktu Ideal untuk Itikaf
Sebenarnya Anda bisa melakukan i'tikaf kapan saja. Termasuk bila memasuki waktu-waktu diharamkannya shalat, Anda tetap bisa beri'tikaf.
Hanya saja untuk meraih keutamaan malam Lailatul Qadar memang disarankan beri'tikaf di 10 malam terakhir Ramadan.
Anjuran ini tertuang dalam hadis riwayat Bukhari. Berikut ini arti riwayatnya:
“Dari Aisyah ra, istri Nabi Muhammad SAW mengungkapkan bahwa Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW melakukan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan hingga Beliau wafat. Kemudian istri-istrinya mengerjakan i'tikaf sepeninggalan Beliau.” (HR Bukhari dan Muslim)
Niat I'tikaf
Syekh Nawawi dalam NU Online, mengklasifikasikan itikaf ke dalam 3 macam yaitu i'tikaf mutlak, i'tikaf terikat waktu tanpa terus-menerus dan i'tikaf terikat waktu dan terus-menerus. Berikut ini lafal niat untuk masing-masing i'tikaf.
1. Niat I'tikaf Mutlak
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ للهِ تَعَالَى
“Aku berniat i’tikaf di masjid ini karena Allah.”
2. Niat I'tikaf Terikat Waktu
Berikut ini lafal niat itikaf terikat waktu misalnya selama satu bulan.
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَوْمًا/لَيْلًا كَامِلًا/شَهْرًا لِلهِ تَعَالَى
“Aku berniat i’tikaf di masjid ini selama satu hari/satu malam penuh/satu bulan karena Allah.”
Niat lainnya yakni:
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ شَهْرًا مُتَتَابِعًا
“Aku berniat i’tikaf di masjid ini selama satu bulan berturut-turut karena Allah.”
3. Niat I'tikaf yang Dinazarkan
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى
“Aku berniat i’tikaf di masjid ini fardhu karena Allah.”
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ شَهْرًا مُتَتَابِعًا فَرْضًا للهِ تَعَالَى
“Aku berniat i’tikaf di masjid ini selama satu bulan berturut-turut fardhu karena Allah.”
Hal-hal yang Membatalkan I'tikaf
Itikaf bisa dikatakan batal bila Anda keluar dari masjid tanpa ada niat kembali ke masjid. Namun setelah Anda keluar dari masjid tanpa niat kembali ke masjid, lalu kembali lagi ke masjid maka Anda harus melafalkan niat kembali.
Akan tetapi, bila Anda keluar dari masjid dengan niat akan kembali lagi ke masjid. Maka Anda tidak perlu melafalkan niat itikaf lagi. Termasuk bila Anda kembali ke masjid yang berbeda, tetap saja tidak perlu melafalkan niat lagi.
Selain alasan di atas, ada sembilan alasan lain yang dapat membatalkan i'tikaf, antara lain:
Melakukan hubungan suami istri
Mengeluarkan sperma
Sengaja mabuk
Murtad
Sedang berhaid waktu melaksanakan i'tikaf untuk wanita
Masa nifas untuk wanita
Keluar masjid tanpa alasan
Keluar karena ada kewajiban yang bisa ditunda
Keluar karena alasan sampai beberapa kali, namun sebenarnya Anda keluar karena keinginan sendiri
Demikianlah definisi i'tikaf adalah berdiam diri di masjid sambil melakukan amalan sunnah lainnya.
Bank Mega Syariah menyediakan fasilitas bagi nasabahnya dan masyarakat umum untuk melaksanakan itikaf bersama.
Mabit Bank Mega Syariah atau Malam Bina dan Taqwa Ramadan 1445 H dilaksanakan di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta pada hari Jumat 5 April 2024.
Yuk, beritikaf bersama mengejar malam Lailatul Qadar bersama Bank Mega Syariah.