31 Desember 2025 | Tim Bank Mega Syariah

Pernahkah Anda merasa sedih usai liburan? Mungkin Anda mengalami post holiday blues. Meski terdengar sepele, post holiday blues dapat memengaruhi suasana hati, konsentrasi, dan produktivitas jika tidak disadari sejak awal.
Liburan sering kali menjadi momen yang paling dinantikan. Jeda dari rutinitas, suasana baru, dan waktu berkualitas bersama orang-orang terdekat mampu memberikan energi positif bagi tubuh dan pikiran.
Ketika liburan berakhir dan aktivitas harian kembali menunggu, sebagian orang justru merasakan kesedihan, kelelahan emosional, hingga kehilangan semangat. Kondisi inilah yang dikenal sebagai post holiday blues.
Lantas, apa sebenarnya post holiday blues, apa saja ciri-cirinya, serta bagaimana cara mencegah dan mengatasinya? Simak penjelasan berikut agar Anda bisa kembali menjalani rutinitas dengan lebih seimbang!
Post holiday blues adalah kondisi psikologis yang muncul setelah seseorang kembali dari masa liburan. Kondisi ini ditandai dengan perasaan sedih, murung, lelah, dan kurang termotivasi saat harus kembali menjalani rutinitas sehari-hari.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa liburan sejatinya bermanfaat untuk memulihkan energi dan meningkatkan suasana hati. Namun, tidak semua orang merasakan dampak positif setelah liburan berakhir.
Sebagian justru mengalami penurunan mood, stres, bahkan gejala depresi ringan dalam beberapa hari pertama setelah kembali bekerja atau beraktivitas.
Post holiday blues umumnya bersifat sementara dan dapat mereda dalam hitungan hari. Meski demikian, kondisi ini tetap perlu diperhatikan karena dapat mengganggu fokus, performa kerja, serta keseimbangan emosional.
Setiap orang dapat mengalami post holiday blues dengan gejala yang berbeda-beda. Namun, ada beberapa tanda umum yang sering muncul, antara lain:
Merasa sedih atau hampa saat liburan berakhir
Kehilangan motivasi dan semangat beraktivitas
Mudah merasa stres atau cemas
Sulit berkonsentrasi dan fokus
Mengalami gangguan tidur, seperti insomnia
Mudah marah dan frustrasi
Sering melamun dan sulit menikmati aktivitas sehari-hari
Merasa lelah meski tidak melakukan aktivitas berat
Rasa percaya diri menurun
Jika gejala-gejala tersebut hanya berlangsung singkat, kondisi ini masih tergolong wajar. Namun, jika perasaan sedih terus berlanjut dan mengganggu kehidupan sehari-hari, diperlukan perhatian lebih lanjut.
Liburan biasanya identik dengan kebahagiaan, kebebasan, dan momen menyenangkan yang jarang ditemui dalam rutinitas sehari-hari. Selama liburan, seseorang dapat melepaskan diri dari tekanan pekerjaan, tanggung jawab, serta jadwal yang padat.
Namun, ketika masa liburan berakhir, kondisi emosional ini berubah secara drastis. Perasaan kehilangan dan kekosongan pun muncul, yang kemudian memicu perubahan suasana hati.
Berikut beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan post holiday blues:
Selama liburan, ritme hidup cenderung lebih santai dan fleksibel. Jam tidur tidak terlalu ketat, aktivitas dilakukan sesuai keinginan, dan tekanan pekerjaan hampir tidak terasa.
Nah, ketika harus kembali ke rutinitas yang terstruktur, tubuh dan pikiran memerlukan waktu untuk beradaptasi. Perubahan yang terlalu mendadak ini dapat memicu rasa malas, lelah, hingga stres karena otak kembali dipaksa bekerja dalam pola yang berbeda.
Tidak sedikit orang yang justru menjalani liburan dengan jadwal yang sangat padat. Perjalanan jauh, aktivitas wisata seharian, hingga kurang tidur dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental.
Alih-alih pulih, tubuh justru belum sepenuhnya beristirahat. Akibatnya, ketika kembali bekerja, energi terasa terkuras dan memicu perasaan lesu serta tidak bersemangat.
Liburan sering kali membutuhkan biaya yang tidak sedikit, mulai dari transportasi, akomodasi, hingga kebutuhan hiburan. Jika pengeluaran tidak direncanakan dengan matang, kondisi keuangan setelah liburan dapat menjadi sumber tekanan baru.
Kekhawatiran terhadap tagihan, cicilan, atau anggaran bulanan dapat memperburuk suasana hati dan memicu kecemasan, yang kemudian berkontribusi pada munculnya post holiday blues.
Kenangan indah selama liburan, seperti kebersamaan dengan keluarga, suasana baru, atau pengalaman menyenangkan, dapat menimbulkan rasa rindu ketika harus kembali ke rutinitas yang terasa monoton.
Perasaan kehilangan ini wajar, tetapi jika berlarut-larut, dapat berkembang menjadi rasa sedih dan hampa.
Seseorang yang memiliki riwayat depresi, gangguan kecemasan, atau masalah suasana hati lainnya cenderung lebih rentan mengalami post holiday blues. Perubahan suasana dan ritme hidup setelah liburan dapat memperkuat gejala yang sebelumnya sudah ada, sehingga penyesuaian pasca-liburan terasa lebih berat.
Penting untuk dipahami bahwa perasaan sedih setelah liburan adalah hal yang valid dan dapat dialami oleh siapa saja. Anda tidak perlu merasa bersalah atau malu ketika mengalaminya, karena kondisi ini merupakan bagian dari proses adaptasi.
Jika post holiday blues tetap muncul meski sudah melakukan pencegahan, beberapa langkah berikut dapat membantu mengatasinya:
Berbagi cerita dan perasaan dengan keluarga atau sahabat
Melakukan olahraga ringan untuk memicu hormon endorfin
Berjalan-jalan di luar rumah untuk menghirup udara segar
Menonton film atau melakukan hobi yang menyenangkan
Mengatur pola tidur dan istirahat yang cukup
Mengonsumsi makanan yang membantu meredakan stres
Menyusun jadwal kegiatan agar hari terasa lebih terarah
Apabila perasaan sedih tidak kunjung membaik dan mulai mengganggu aktivitas harian, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau konselor.
Agar perasaan sedih pasca-liburan tidak berlarut-larut dan mengganggu aktivitas sehari-hari, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan sejak awal, baik sebelum maupun setelah liburan berakhir, yaitu:
Usahakan untuk tidak langsung kembali bekerja tepat setelah pulang liburan. Menyisakan waktu satu atau dua hari sebelum kembali beraktivitas dapat membantu tubuh dan pikiran menyesuaikan diri secara bertahap.
Waktu ini dapat digunakan untuk beristirahat, menata rumah, atau mempersiapkan kebutuhan kerja agar transisi terasa lebih ringan.
Liburan yang menyenangkan tidak harus diisi dengan aktivitas tanpa henti. Menyisipkan waktu istirahat di sela-sela kegiatan dapat membantu menjaga stamina dan mencegah kelelahan berlebih.
Dengan kondisi tubuh yang lebih segar, proses kembali ke rutinitas akan terasa lebih mudah.
Memiliki rencana liburan selanjutnya, meski masih jauh, dapat memberikan efek psikologis yang positif. Ada sesuatu yang bisa dinantikan, sehingga semangat kerja dan motivasi setelah liburan cenderung meningkat.
Rencana ini tidak harus besar, perjalanan singkat pun sudah cukup untuk memberikan dorongan emosional.
Menyimpan kenangan liburan dalam bentuk foto, video, atau catatan perjalanan dapat membantu menjaga perasaan positif. Dokumentasi ini berfungsi sebagai pengingat momen menyenangkan tanpa harus terjebak dalam rasa sedih. Dengan cara ini, Anda dapat mengenang liburan secara sehat sambil tetap fokus menjalani aktivitas saat ini.
Post holiday blues adalah kondisi yang umum dan dapat dialami siapa saja. Dengan mengenali tanda-tandanya sejak awal serta menerapkan langkah pencegahan dan penanganan yang tepat, Anda dapat kembali menjalani rutinitas dengan lebih tenang dan seimbang.
Selain menjaga kesehatan mental, perencanaan keuangan yang baik juga dapat membantu mengurangi tekanan setelah liburan. Dengan perencanaan yang matang, Anda bisa menikmati liburan tanpa rasa cemas saat kembali beraktivitas.
Sebagai solusi jangka panjang, Anda dapat mempersiapkan liburan dengan lebih terencana melalui Tabungan Berkah Rencana iB. Produk simpanan ini memungkinkan Anda menabung secara rutin sesuai target dan jangka waktu yang diinginkan, mulai dari 6 bulan hingga 18 tahun. Tidak hanya untuk liburan, tabungan ini juga dapat dimanfaatkan untuk pendidikan, umrah, haji, maupun kebutuhan ibadah lainnya.
Dengan perencanaan yang lebih tertata, liburan tetap menyenangkan dan masa setelahnya pun dapat dijalani dengan lebih nyaman.
Yuk, lakukan liburan sehat bersama Bank Mega Syariah!
Bagikan Berita