23 September 2025 | Tim Bank Mega Syariah
Berdoa, tawakal ikhtiar adalah salah satu pondasi kehidupan umat Muslim untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Ketiganya saling berkaitan satu sama lain untuk menjaga keseimbangan hidup di dunia dan nanti di akhirat.
Bila generasi muda atau orang Barat sering menyebut zen sebagai kondisi untuk merasa tenang dan damai, lain halnya untuk umat Muslim yang lebih mengenal istilah ikhtiar, tawakal dan doa.
Sederhananya, ikhtiar adalah bentuk usahanya, kemudian berdoa untuk mendapat ridho dan pertolongan Allah SWT. Setelah itu baru bertawakal untuk menyerahkan diri kepada Allah SWT atas hasil yang akan diraih nanti.
Menurut bahasa Indonesia, ikhtiar merupakan pilihan dan upaya untuk mencapai sesuatu yang dimaksudkan. Sementara dalam bahasa asalnya yakni bahasa Arab ikhtiar adalah berusaha.
Ikhtiar merupakan bentuk usaha dan upaya seorang Muslim dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati untuk mencapai tujuan hidupnya. Seluruh kemampuan dan keilmuan yang dimilikinya akan digunakan dengan maksimal dan sesuai syariat Islam guna tercapai hal-hal yang sedang ditujunya.
Ikhtiar harus dibarengi dengan doa dan bertawakal agar upaya maksimal yang dilakukan terhindar dari rasa menyerah dan putus asa bila belum tercapai, apalagi untuk waktu yang lama.
Ketika berikhtiar, Anda perlu menanamkan bahwa, “... Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. …,” (QS. Ar-Ra’d : 11).
Dalil ikhtiar lainnya tertuang dalam salah surat Al-Quran yang bunyi dan artinya sebagai berikut:
وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ ٣٩وَاَنَّ سَعْيَهٗ سَوْفَ يُرٰىۖ ٤٠ثُمَّ يُجْزٰىهُ الْجَزَاۤءَ الْاَوْفٰىۙ ٤١وَاَنَّ اِلٰى رَبِّكَ الْمُنْتَهٰىۙ ٤٢
Artinya: Bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya,(39) bahwa sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya),(40) kemudian dia akan diberi balasan atas (amalnya) itu dengan balasan yang paling sempurna, (41) bahwa sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu),(42) (QS. An-Najm : 39-42).
Mari membahas lebih mengerucut kaitan antara ikhtiar dengan mencapai kestabilan perekonomian untuk masing-masing individu, keluarga ataupun bisnis. Sama halnya dengan capaian yang lain, berikhtiar dengan target stabilitas ekonomi dibutuhkan semua orang tanpa terkecuali. Berikut ini manfaat ikhtiar dengan tujuan mencapai kestabilan ekonomi.
Pada saat mengelola keuangan, sikap bijaksana diperlukan guna mengatur pemasukan dan pengeluaran agar seimbangkan, bahkan kalau bisa lebih besar pemasukan dibanding pengeluaran.
Memutuskan tujuan keuangan jangka pendek dan panjang serta rencana ikhtiar yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut akan semakin efektif dan terhindar dari keborosan.
Berikhtiar untuk segera melunasi utang tepat waktu rupanya menimbulkan kemampuan mengelola utang dengan benar. Sejak dari proses identifikasi utang berdasarkan jatuh temponya, mengurangi dan menghindari beberapa jenis utang yang tidak perlu. Dengan begitu, beban keuangan berlebihan bisa terhindar supaya memperoleh keberkahan hidup.
Mempertahankan ikhtiar tanpa putus asa membawa diri Anda lebih berhati-hati dalam memutuskan instrumen investasi, platform dan nominal untuk berinvestasi. Melalui investasi syariah seperti Deposito Syariah atau Reksadana Syariah turut mempertahankan aset kekayaan Anda tanpa mengurangi keberkahannya.
Upaya tanpa menyerah dan putus asa dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari ini, pada akhirnya dapat meningkatkan peluang Anda mencapai financial freedom di masa pensiun nanti. Bisa jadi, nanti Anda sudah hidup tidak bergantung pada pendapatan bulanan.
Di saat menghadapi keadaan darurat atau krisis keuangan, Anda tak perlu khawatir dan gelisah mencari tambahan uang darimana. Sebab dana cadangan dan dana darurat yang sudah Anda kumpulkan bertahun-tahun belakangan ini mampu memulihkan stabilitas ekonomi Anda saat krisis.
Apabila seluruh faedah atau manfaat berikhtiar untuk mencapai stabilitas ekonomi di atas sudah Anda rasakan, maka secara tidak langsung keberkahan rezeki sudah Anda dapatkan karena menerapkan cara dan aturan syariah di setiap aktivitas keuangan.
Hasil dari konsisten berusaha untuk menstabilkan kondisi perekonomian lebih dari terpenuhinya kebutuhan sehari-hari saja, melainkan juga berdampak terhadap kondisi perekonomian di masa depan nantinya. Berikut ini contoh ikhtiar untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, antara lain:
Bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan yang halal.
Berinvestasi pada instrumen syariah, sekalipun margin investasi syariah tidak bisa sebesar investasi konvensional namun keberkahannya akan Anda dapatkan.
Mengelola keuangan lebih baik, menggunakan uang lebih bijaksana untuk hal-hal yang benar penting, menghindari keborosan dan mengutamakan praktik mencari nafkah halal.
Bagi pelaku bisnis, berikhtiar dengan terus mengupayakan prinsip syariah di setiap kegiatan bisnis merupakan contoh berdagang dengan prinsip syariah dan etika Islam.
Konsisten bersedekah dan berinfak ketika sedang lapang rezeki ataupun sebaliknya.
Sebagai umat Islam, meneladani Nabi Muhammad SAW merupakan perintah. Termasuk bagaimana cara Nabi Muhammad SAW menjemput rezeki. Berikut ini cara ikhtiar Nabi Muhammad SAW ketika menjemput.
Pernahkah Anda mendengar istilah, jangan bangun siang nanti rezeki dipatok ayam? Ternyata nasihat orang tua zaman dulu bukan sebatas nasihat biasa. Bahkan dalam Islam, anjuran bangun pagi harus diperhatikan dan kebiasaan bangun siang justru termasuk perilaku buruk.
Kemudian jangan pernah meninggalkan salat dhuha sebab salah satu keistimewaannya dapat mendatangkan rezeki dan membuka pintu rezeki dari mana saja. Allah menjanjikan tercukupinya kebutuhan hamba-hambaNya yang rajin salat dhuha.
Kemudian bersungguh-sungguh dalam bekerja dan berusaha untuk mendapatkan rezeki. Bekerja dengan benar sesuai perjanjian namun tidak meninggalkan kewajiban sebagai umat Islam.
Di samping bekerja keras, Anda juga harus memperhatikan larangan dan perintah Allah SWT. Jangan sampai Anda berusaha keras untuk mencapai jabatan atau karier profesi terbaik namun dengan cara yang tidak halal. Untuk itu, dibutuhkan sikap bertakwa ketika mencari rezeki.
Jangan ketinggalan berdoa dan beristighfar. Allah SWT senang mendengar istighfar dan permohonan hamba-Nya dalam bentuk doa. Jadi, jangan sampai lupa untuk terus meminta kelapangan rezeki oleh Allah SWT.
Langkah terakhir yang tak kalah pentingnya yakni bersedekah dan berinfak. Sebenarnya sebagai umat Islam, untuk mencapai keberkahan rezeki Anda harus mengeluarkan kewajiban berzakat dan berwakaf sesuai aturannya.
Namun di samping itu, bersedekah dan berinfak tanpa ada batasan maksimal kekayaan lebih mudah dilakukan. Amalan sunnah yang satu ini membantu Anda mendatangkan rezeki dari mana saja.
Kalau dari akal manusia, bagaimana bisa mengeluarkan uang di saat sempit perekonomian bisa mendatangkan banyak rezeki. Meski begitu, perhitungan Allah SWT tentu berbeda dan tidak bisa diprediksi oleh akal pikiran manusia.
Segera tunaikan sedekah dan infak Anda melalui fitur Donasi dan Amal yang tersedia di aplikasi mobile banking M-Syariah.
Yuk, download aplikasi M-Syariah di smartphone!
Bagikan Berita