5 Perbedaan Listrik Prabayar dan Pascabayar, Mana yang Lebih Irit?
14 Juni 2024 | Tim Bank Mega Syariah
Perbedaan listrik prabayar dan pascabayar terletak pada metode pembayaran dan penggunaan arus listriknya.
Sejak tahun 2008 PT Perusahaan Listrik Negara (PT PLN Persero) menyediakan sistem pembayaran listrik baru yakni dengan sistem prabayar. Secara teknis penggunaan, sudah banyak masyarakat yang mengetahui teknis pembayaran listrik prabayar dan pascabayar.
Sederhananya, listrik pascabayar menggunakan listrik terlebih dulu baru membayarnya di akhir bulan, sedangkan prabayar sebaliknya.Akan tetapi, ternyata perbedaannya tidak sesederhana itu.
Mari simak uraian selengkapnya mengenai perbedaan kedua sistem pembayaran listrik PLN ini untuk mengetahui mana yang lebih menguntungkan.
Perbedaan Listrik Prabayar dan Pascabayar
Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini perbedaan listrik prabayar dan pascabayar dari segi definisi, kelebihan, kekurangan dan metode pembayarannya.
1. Definisi Listrik Prabayar dan Pascabayar
Berdasarkan definisinya, prabayar gabungan dua kata yaitu pra dan bayar. Di sisi lain, pascabayar gabungan antara kata pasca dan bayar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pra merupakan kata terikat yang mengandung makna sebelum, kemudian kata pasca sendiri bermakna sesudah.
Dengan begitu, sistem listrik prabayar adalah sistem pembelian listrik di mana pelanggan harus membeli token listrik terlebih. Nominal paling murah Rp20 ribu, Rp50 ribu lalu kelipatan Rp200 ribu.
Setelah membeli token listrik sesuai yang diinginkan, kode token tersebut bisa diinput ke mesin meteran listrik lalu kWh (kilowatt hours) yang bisa digunakan di rumah akan bertambah.
Pengertian pascabayar artinya sesuatu yang bisa digunakan terlebih dulu baru dibayar sesuai tagihan. Secara tidak langsung maka definisi sistem listrik pascabayar adalah pengguna listrik dapat menggunakan arus listrik untuk kebutuhan sehari-hari lalu membayarnya saat di akhir bulan.
2. Kelebihan Listrik Prabayar dan Pascabayar
Baik sistem pembayaran prabayar maupun pascabayar, kedua sistem pembelian listrik ini memiliki kelebihannya masing-masing. Mari simak perbandingan kelebihan prabayar dan pascabayar berikut ini.
Kelebihan Listrik Prabayar | Kelebihan Listrik Pascabayar |
Dapat mengontrol penggunaan listrik sehingga lebih bijak | Tak perlu takut listrik mati secara mendadak |
Dapat menyesuaikan dan mengontrol besaran anggaran listrik bulanan | Transaksi pembelian listrik hanya terjadi satu kali yaitu di akhir bulan saja, tak perlu melakukan transaksi berkali-kali |
Bebas biaya keterlambatan | - |
Bebas dari risiko pemutusan listrik karena terlambat bayar | - |
3. Kekurangan Listrik Prabayar dan Pascabayar
Sementara itu, kekurangan listrik prabayar dan pascabayar di antaranya sebagai berikut.
Kekurangan Listrik Prabayar | Kekurangan Listrik Pascabayar |
Mesin Meteran listrik lebih sensitif karena sering disentuh saat melakukan pengisian token listrik | Persiapkan diri di akhir bulan karena potensi tagihan listrik membengkak bisa saja terjadi |
Mulai dari pukul 23.00 - pukul 02.00, pelanggan listrik prabayar tidak bisa menginput token listrik | Risiko aliran listrik diputus karena pelanggan listrik pascabayar tidak bisa membayar tagihan listrik bulanan |
Lebih aware untuk segera mengisi ulang token listrik sebelum jam 11 malam, bila tidak pelanggan akan bermalam dengan kondisi gelap gulita | Mendapat kunjungan setiap waktu dari pihak PLN untuk melakukan pemeriksaan mesin meteran listrik sekaligus memeriksa kondisi aliran listrik |
4. Rumus Menghitung Tarif Listrik Prabayar dan Pascabayar
Pada sistem listrik pascabayar, jatuh tempo perhitungan tagihan listrik setiap tanggal 20. Kemudian tagihan listrik akan terbit dan dibayarkan setiap tanggal 2 atau 3 setiap bulannya.
Anda bisa menghitung penggunaan listrik bulanan sebelum tagihannya terbit dengan cara kalikan tarif dasar listrik dan perkiraan jumlah pemakaian listrik. Hasilnya dikalikan lagi dengan 30 hari pemakaian.
Sementara itu, untuk perhitungan tarif listrik prabayar lebih mudah lagi yaitu kalikan tarif dasar listrik dengan jumlah pemakaian. Sebagai contoh bila Anda merupakan pelanggan listrik rumah tangga dengan daya listrik 2.200 VA dan pemakaian listrik sebesar 300 kWh.
Untuk mengetahui kebutuhan listrik bulanan kalikan tarif dasar yakni Rp 1.440,70 dengan 300 kWh hasilnya yaitu Rp 432.210, inilah besaran anggaran yang perlu Anda keluarkan untuk membeli token.
Saat membeli voucher listrik prabayar, pelanggan diwajibkan membeli voucher berkelipatan. Anda bisa membeli voucher listrik prabayar Rp 400 ribu dan Rp 50 ribu untuk satu bulan atau membeli voucher listrik prabayar sekaligus Rp 500 ribu per bulan.
5. Metode Pembayaran Listrik Pascabayar dan Prabayar
Persamaan listrik prabayar dan pascabayar adalah kedua sistem pembelian listrik bisa dilakukan secara online atau melalui agen pembelian dan pembayaran tagihan listrik terdekat. Hanya saja dalam teknisnya ada beberapa perbedaan.
Saat membeli token listrik prabayar, Anda memberikan nomor ID pelanggan listrik kepada agen atau memasukkan ID tersebut ke dalam aplikasi pembelian listrik online. Tunggu hingga proses transaksi dinyatakan berhasil dan sistem menerbitkan token listrik.
Adapun metode pembayaran listrik pascabayar listrik serupa yakni pelanggan memberikan nomor ID pelanggannya. Lalu tunggu hingga terbit tagihan listrik pascabayar bulanan dan melakukan transaksi pembayaran.
Jadi Mana yang Palin
Setelah mengetahui perbedaan dari kedua sistem pembayaran listrik tersebut, pertanyaan mana yang lebih irit dari kedua sistem pembayaran listrik tersebut?
Sebenarnya untuk mengetahui mana yang lebih untung tergantung dari perspektif dan kebutuhan masing-masing pelanggan.
Jika Anda memiliki kekurangan sulit menggunakan listrik dengan bijak, maka disarankan menggunakan sistem listrik prabayar. Hal tersebut untuk melatih diri lebih disiplin dan bijak dalam menggunakan listrik.
Mempertahankan sistem pembayaran listrik pascabayar hanya akan menambah beban karena risiko tagihan listrik membengkak di akhir bulan.
Lain halnya bila Anda tak mau repot terus-menerus membeli token listrik. Pilihan terbaiknya tentu menggunakan sistem pembayaran listrik pascabayar dengan kepastian stok listrik setiap harinya.
Namun, apapun pilihannya, Anda dapat membeli token listrik atau pembayaran tagihan listrik pascabayar bulanan secara praktis melalui M-syariah. Dengan metode ini, pelanggan bisa melakukannya kapan saja dan di mana saja.
Cukup memastikan jaringan internet perangkat stabil, tidak menggunakan jaringan internet publik dan ketersediaan saldo di aplikasi mobile banking.
Semoga informasinya bermanfaat, ya!