11 Agustus 2025 | Tim Bank Mega Syariah
Kampanye hidup ramah lingkungan dengan meminimalisir penggunaan material plastik bukan tanpa alasan. Salah satunya karena bahaya mikroplastik terhadap lingkungan dan kesehatan manusia yang sangat mengkhawatirkan.
Sudah bukan rahasia lagi kalau sampah atau limbah plastik membutuhkan waktu puluhan sampai jutaan tahun untuk terurai di alam. Bahkan partikel plastik berukuran 5 milimeter atau mikroplastik sangat berbahaya untuk lingkungan dan kesehatan manusia.
Mari memahami bersama sejauh apa bahaya mikroplastik dan cara mengatasinya berikut ini.
Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran kecil kurang dari 5 milimeter. Ukurannya yang sangat kecil ini yang membuat manusia sulit melihat mikroplastik dengan mata telanjang.
Sama seperti plastik pada umumnya, walaupun mikroplastik berukuran sangat kecil akan tetapi partikel ini tetap sulit terurai secara alami. Makhluk hidup berukuran kecil seperti amoeba dan plankton bisa memakan mikroplastik.
Di laut, amoeba dan plankton menjadi rantai makanan paling rendah yang akan dimangsa oleh hewan laut lainnya. Alhasil bakteri beserta mikroplastik di dalamnya turut masuk ke dalam perut hewan pemangsa tersebut.
Berdasarkan asal mula pembentukannya, terdapat dua jenis mikroplastik yaitu mikroplastik primer dan sekunder. Berikut ini penjelasan lengkapnya:
Mikroplastik primer adalah jenis partikel plastik yang memang diproduksi pada ukuran mikroskopis sebagai salah satu penunjang bahan baku produk lain seperti pada kosmetik.
Mikroplastik sekunder adalah jenis partikel plastik yang berasal dari proses pemecahan benda bermaterial plastik seperti botol plastik. Proses degradasi tersebut yang mengurai plastik dalam bentuk besar dan utuh menjadi partikel-partikel kecil.
Pada mikroplastik primer, partikel plastik tersebut secara tidak sengaja terbuang ke lingkungan menjadi limbah plastik selama proses produksi. Sementara mikroplastik sekunder melalui proses degradasi cukup panjang sampai ukurannya kecil.
Baik dari segi mikroplastik primer maupun sekunder, kedua jenis limbah plastik tersebut akan mencemari lingkungan dan ekosistem. Sangat sulit menghilangkan sampah plastik di lingkungan.
Membutuhkan waktu puluhan sampai ratusan tahun untuk mengurai plastik secara alami. Bahkan ukuran plastik dalam bentuk mikroskopis dan nanoplastik akan dimakan spesies terkecil di perairan seperti plankton dan ikan kecil.
Ketika spesies terkecil itu dimakan oleh ikan laut, lalu kemudian manusia mengonsumsi ikan tersebut. Maka partikel terkecil plastik tersebut tetap dapat memberikan efek negatif terhadap kesehatan tubuh manusia.
Sebelum sampai membicarakan bahaya mikroplastik bagi manusia, berikut ini bahaya mikroplastik bagi lingkungan lebih terperinci, yaitu:
Mencemari perairan seperti sungai, danau, laut hingga samudra.
Membahayakan ekosistem dan biota laut.
Mengancam keselamatan satwa liar yang memakan mikroplastik sebab dianggap sebagai salah satu makanan mereka.
Menimbulkan risiko berkembangnya spesies asing sebab mikroplastik mampu bertindak sebagai vektor yang menyebarkan spesies asing ataupun patogen di lingkungannya.
Mengakumulasi polutan seperti senyawa organik beracun ataupun logam berat agar terserap dan masuk ke rantai makanan.
Sementara bila akumulasi terjadi di tanah, maka bisa mengakibatkan degradasi tanah dan memengaruhi kesuburan tanah.
Adapun bahaya mikroplastik bagi manusia, khususnya bagi kesehatan manusia, di antaranya sebagai berikut.
Beberapa deterjen, sabun, ataupun kosmetik berpotensi mengandung mikroplastik. Apabila Anda tidak aware terhadap material pembuat produk-produk tersebut, maka efek sampingnya dapat mengiritasi kulit.
Bukan hanya mengiritasi kulit saja, mikroplastik yang terhirup dan masuk ke saluran pernapasan dapat mengiritasi. Kalau kondisi ini terjadi terus-menerus untuk waktu yang lama, akan merusak jaringan paru-paru. Anda berisiko terkena penyakit asma, kanker paru, hingga penyakit paru obstruktif kronik.
Mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh dalam bentuk makanan dan minuman akan mengganggu kesehatan sistem pencernaan. Material mikroplastik tersebut merusak dinding usus hingga menyebabkan peradangan.
Di sisi lain, endapan mikroplastik tersebut membuat produksi bakteri baik di dalam usus berkurang. Padahal bakteri baik berperan terhadap proses penyerapan nutrisi dan imunitas.
Pada dasarnya, plastik memiliki kandungan BPA atau bisphenol A dan phthalates yang mengganggu fungsi endokrin. Endokrin adalah kelenjar yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan sistem metabolisme tubuh.
Partikel plastik di dalam tubuh akan membentuk plak di pembuluh darah. Bila kondisi ini terjadi terus-menerus dikhawatirkan akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Mikroplastik di dalam tubuh juga berisiko merusak DNA dan proses mutasi genetik sehingga meningkatkan risiko kanker.
Setelah mengetahui bahaya mikroplastik bagi lingkungan dan manusia di atas, maka wajar saja bila ada banyak campaign dan ajakan untuk mengurangi penggunaan plastik.
Apakah cukup hanya dengan membatasi penggunaan plastik? Berikut ini alternatif cara mengatasi mikroplastik lainnya, di antaranya:
Mengurangi penggunaan plastik dalam kegiatan sehari-hari.
Mengurangi limbah atau sampah plastik dengan mendaur ulang sampah plastik menjadi barang baru yang lebih bermanfaat.
Menghindari penggunaan wadah plastik untuk makanan atau minuman sebab kandungan plastik tersebut bisa larut ke dalam makanan ataupun minuman.
Menggunakan kembali sampah plastik yang aman, misalnya tempat makan plastik atau botol plastik yang bisa dimanfaatkan kembali.
Membaca informasi produk kosmetik, deterjen atau produk perawatan pribadi lainnya untuk mengetahui penggunaan mikroplastik pada material pembuatan produk.
Menggunakan filter air untuk membersihkan air dari kandungan mikroplastik.
Mengedukasi diri sendiri lebih jauh terkait limbah plastik dan lingkungan.
Mendukung gerakan, ajakan atau campaign komunitas atau organisasi masyarakat mengenai lingkungan.
Semakin manusia aware dengan kondisi lingkungan dan faktor apa saja yang dapat membahayakan kehidupan lingkungan. Sejalan dengan itu, kehidupan manusia pun akan semakin terjaga.
Ingat, meski ukurannya sangat kecil kurang dari 5 milimeter, namun ternyata bahaya mikroplastik sangat berbahaya menyangkut seluruh makhluk hidup di dunia ini.
Yuk, ajak orang lain untuk lebih aware terhadap keseimbangan ekosistem dan lingkungan.
Bagikan Berita