8 April 2024 | Tim Bank Mega Syariah
Puasa Syawal menjadi salah satu amalan sunah yang sangat dianjurkan. Umat Muslim yang berpuasa di bulan Syawal dengan niat puasa Syawal berkesempatan meraih ganjaran pahala setara dengan puasa satu tahun penuh.
Walaupun ibadah puasa ini bersifat sunah, tetapi Rasulullah SAW sangat menganjurkan ibadah ini supaya umat Muslim mendapatkan keberkahan dan keutamaannya. Yuk, simak panduan puasa enam hari di bulan Syawal dan niatnya berikut ini!
Dalam satu riwayat hadits Muslim menyebutkan anjuran puasa Syawal langsung tercetus dari Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa berpuasa Ramadan lalu melanjutkan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka seperti (mendapatkan) pahala puasa satu tahun.” (HR. Muslim)
Idealnya puasa sunah Syawal dilakukan mulai tanggal 2 Syawal sampai 7 Syawal. Akan tetapi, bila sulit melakukan di tanggal-tanggal tersebut maka boleh berpuasa di tanggal lain asalkan masih dalam bulan Syawal.
Sedangkan untuk urutan puasanya sendiri banyak para ulama berpandangan beda. Ada yang mengharuskan rangkaian puasa bulan Syawal dilaksanakan secara berurut.
Namun, Imam Ahmad dan para ulama dari Mazhab Hanafi dan Imam Syafii berbeda pendapat. Para ulama tersebut memperbolehkan amalan sunah puasa di bulan Syawal ini dilakukan tak berurut selama masih di bulan Syawal.
Dalam kitab Al-Mughni, Ibnu Qudamah mengatakan bahwa, “Puasa selama enam hari di bulan Syawal mustahab hukumnya menurut pendapat mayoritas para ulama.”
Meski begitu, tetap saja puasa Syawal termasuk amalan sunah. Dalam melaksanakannya pun Allah SWT memudahkan umat Muslim. Terdapat 4 niat puasa Syawal berdasarkan kondisi dan waktunya.
Seperti ibadah puasa lainnya, Anda akan melafalkan niat di malam hari untuk puasa keesokan harinya. Adapun lafal niat puasa sunah Syawal yang umum sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
“Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ”
Artinya: Aku niat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT
Sementara itu, bila Anda akan melaksanakan puasa sunah di bulan Syawal ini secara berturut-turut selama enam hari. Maka lafal niat yang bisa dibacakan di malam harinya sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ للهِ تعالى
“Nawaitu shauma ghadin 'an adai sittatin min syawwal lillahi ta'ala”
Artinya: Aku niat puasa esok hari untuk menunaikan puasa sunah enam hari di bulan Syawal karena Allah SWT
Kemudian, bila Anda akan melaksanakan puasanya secara selang seling atau tak berurut, niat yang dilafalkan sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ للهِ تعالى
“Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i sunnatis Syawwal lillaahi ta'ala”
Artinya: Aku niat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT
Sementara itu, dalam kondisi khusus di mana Anda belum makan, minum dan melakukan hal-hal membatalkan puasa dari subuh sampai pagi atau siang hari. Maka lafalkan niat berpuasa Syawal berikut ini:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لللهِ تعالى
“Nawaitu shauma hadzal yaumi 'an adaa'i sunnatis Syawwaal lillaahi ta'ala”
Artinya: Aku niat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT
Mengutip dari website Gramedia, dalam kitab Dalil al Falihin li Syarh Riyadh al Shalihin yang ditulis Muhammad bin ‘Allan al Shiddiqi al Syafii al Maki. Ibnul ‘allan Asy-Syafii menjelaskan awal mula keistimewaan bulan Syawal.
Bermula dari istilah Sya-lat al Ibil yang sering dikumandangkan saat zaman nabi. Istilah tersebut berarti saat unta menegakkan atau mengangkat ekornya. Secara garis besar, bulan Syawal bermakna hal serupa.
Di mana orang Arab akan menggantungkan alat perangnya karena telah mendekati bulan-bulan haram atau bulan yang dilarang untuk berperang.
Bulan Syawal juga menjadi isyarat bahwa bulan haram untuk berperang. Bulan haram yang dimaksud antara lain bulan Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Muharram.
Sedangkan dari asal katanya, bulan Syawal berarti meningkat atau naik. Mengikuti fakta bahwa bulan Syawal adalah bulan kesepuluh dalam kalender Hijriah dan tepat di belakang bulan Ramadan.
Maka bulan Syawal menjadi bulan yang tepat untuk merealisasikan konsep Hari Raya Idul Fitri sebagai hari kemenangan di mana setiap umat Muslim akan kembali ke fitrahnya.
Dengan kata lain, saat akan memulai lembaran kehidupan baru, diharapkan kebiasaan-kebiasan ibadah di bulan Ramadan akan terus dipertahankan.
Bahkan sebisa mungkin kualitas ibadahnya semakin meningkat. Misalnya saja yang tadinya shalat fardlu di akhir waktu, kini terbiasa shalat fardlu di awal wakt.
Bila terbiasa shalat fardlu di awal waktu, maka Anda lengkapi ibadah tersebut dengan shalat sunah.
Tata cara puasa Syawal sama seperti ibadah puasa lainnya. Umat Muslim akan melafalkan niat berpuasa khusus di bulan Syawal sesuai kondisi dan waktu.
Lalu bersantap sahur, apabila Anda terlewat bersantap sahur tapi belum makan, minum dan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa maka tidak apa-apa langsung melafalkan niat puasa.
Kemudian menahan dan menjaga diri dari perbuatan yang dapat membatalkan puasa. Dan menyegerakan berbuka puasa di waktu Maghrib.
Selain berpuasa, ada banyak amalan sunah lain yang bisa Anda lakukan untuk menyempurnakan momen kembali ke fitrah ini. Salah satunya adalah menunaikan zakat, infak, sedekah, wakaf dan donasi (ZISWAF dan Donasi).
Jadi, berbagi bukan hanya mengeluarkan zakat fitrah di waktu Ramadan saja. Ada banyak ladang pahala lainnya yang tersedia.
Untuk meraih keberkahan dan keistimewaan bulan Syawal sebagai penyempurna ibadah di bulan Ramadan. Segera tunaikan infak, sedekah atau donasi Anda melalui fitur ZISWAF & Donasi di aplikasi M-Syariah.
Bagikan Berita